Sekretaris Jenderal Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) mengatakan, Senin (26/10), pemulihan permintaan pasar minyak mentah mungkin memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan karena meningkatnya kasus virus corona di seluruh dunia. OPEC memastikan pihaknya dan sekutunya akan "tetap berada di jalur" untuk menyeimbangkan pasar.
Reuters melaporkan, OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, membuat rekor dalam pemotongan produksi minyak pada bulan April karena pandemi menghantam permintaan minyak mentah. Mereka dijadwalkan akan meningkatkan produksi pada bulan Januari sebagai bagian dari pengurangan pasokan secara bertahap.
Mohammad Barkindo mengatakan harapan OPEC pada awal tahun ini bahwa permintaan minyak akan meningkat (rebound) ternyata berakhir mengecewakan. Hal itu diungkapkan Barkindo ketika menjawab pertanyaan CERAWeek apakah gelombang kedua virus akan mengubah pada strategi OPEC+.
“Kami berharap paruh kedua tahun 2020 mulai melihat pemulihan,” kata Barkindo. “Sayangnya, pertumbuhan ekonomi dan pemulihan permintaan tetap lesu saat ini karena virus.”
BACA JUGA: IEA: Pandemi Dapat Tunda Pemulihan Permintaan Energi Hingga 2025“Kami tetap optimis bahwa pemulihan akan berlanjut. Mungkin butuh waktu lebih lama, mungkin di level yang lebih rendah, tapi kami bertekad untuk tetap berada di jalur,” tambah Barkindo.
Presiden Rusia Vladimir Putin, berbicara Kamis lalu, tidak mengesampingkan kemungkinan untuk memperpanjang kebijakan pemotongan minyak lebih lama jika kondisi pasar memungkinkan.
Barkindo mengatakan produsen tidak mengharapkan harga minyak jatuh lagi, seperti yang terlihat pada kuartal kedua. Saat itu harga minyak mencapai posisi terendah dalam sejarah dengan minyak mentah AS diperdagangkan sebentar di wilayah negatif.
Barkindo menegaskan, OPEC + telah memenuhi rata-rata 100 persen dari komitmen pemotongan pasokan mereka dan akan terus menerapkan pembatasan sehingga persediaan semakin turun. [ah/au]