Mustang Panda adalah sebuah kelompok peretas Tiongkok yang dicurigai berusaha menyusup ke dalam sistem komputer pemerintah Indonesia pada bulan lalu.
Pelanggaran yang dilaporkan ini, yang telah dibantah oleh pihak Indonesia sendiri, sesuai dengan pola kampanye mata-mata di dunia maya yang baru-baru ini dilakukan oleh China.
Seorang pakar mengatakan dalam satu tahun terakhir ini, serangan-serangan seperti ini semakin sering terjadi, dan dilakukan dengan tujuan untuk mencari data intelijen terkait isu sosial, ekonomi, dan politik dari negara-negara Asia dan negara-negara lain di seluruh dunia.
BACA JUGA: Microsoft: Serangan Siber Rusia Sasar Lebih Banyak Negara dan Lembaga Pemerintahan“Ada pelonjakan,” kata Ben Read, direktur analisis mata-mata dunia maya di Mandiant, sebuah perusahaan keamanan dunia maya, dalam wawancara dengan VOA.
"Operasi siber yang dilancarkan oleh China ini merupakan kampanye yang cukup luas dan tidak dibatasi sama sekali,” tambahnya.
Selama bertahun-tahun China dianggap sebagai musuh utama Amerika Serikat dalam dunia dunia maya.
Negara tersebut dianggap memiliki tim-tim yang terkoordinir baik di dalam maupun di luar pemerintahan yang dapat melakukan kampanye memata-matai di dunia maya yang “berskala besar dan tidak membeda-bedakan,” demikian kata Josephine Wolff, seorang profesor kebijakan keamanan siber di Tufts University.
BACA JUGA: Dealer Senjata Siber Israel NSO Mengeksploitasi Kerentanan Pada Perangkat Lunak iPhonePeretasan pada tahun 2014-2015 terhadap Kantor Manajemen Personalia Pemerintah Federal OPM Amerika di mana catatan personil 22 juta pekerja federal terancam terganggu merupakan contoh dari “penggalian besar-besaran” yang dilakukan oleh China, kata Wolff.
Setelah ada persetujuan keamanan dunia maya antara Presiden Obama dan Presiden Xi Jinping pada tahun 2015 lalu, menurut para pakar, serangan dari China telah berkurang, paling tidak terhadap dunia Barat. (jm/em)