Partai oposisi Angola UNITA menolak hasil pemilu di mana partai MPLA yang berkuasa menang dan Presiden Joao Lourenco akan berkuasa untuk masa jabatan kedua. Walau tetap menjadi mayoritas di parlemen, perolehan suara MPLA berkurang.
Partai oposisi utama, Persatuan Nasional untuk Kemerdekaan Total Angola, dikenal dengan UNITA, Selasa (30/8) mengatakan bahwa mereka telah mengajukan keberatan atas hasil pemilu.
"UNITA menegaskan bahwa kami tidak akan mengakui hasil yang diumumkan Komisi Pemilihan Nasional sampai pengaduan yang sudah ada diselesaikan," kata partai itu dalam pernyataan.
Jika keberatan tertulis UNITA ditolak, partai itu bisa mengajukan keberatan ke Mahkamah Konstitusi. Menurut peraturan pemilu Angola, MK harus membuat keputusan dalam waktu 72 jam.
Gerakan Rakyat untuk Pembebasan Angola, yang dikenal dengan akronim Portugis MPLA, menang dengan 51% suara. Partai itu memperpanjang kekuasaan yang sudah 47 tahun, menurut hasil komisi pemilihan.
UNITA mendapatkan hasil terbaik, pada urutan kedua dengan sekitar 44% suara, menurut komisi pemilihan. Namun, UNITA Selasa mengklaim bahwa menurut perhitungannya seharusnya mereka menang pemilu dengan 64% suara.
Meskipun menolak hasil resmi itu, ketua UNITA Adalberto Costa Junior mendesak pengikutnya agar tenang. Tidak ada laporan tentang demonstrasi besar di ibu kota, Luanda, atau kota-kota lain.
Jumlah pemilih yang datang rendah pada hari pemungutan suara minggu lalu. Hanya 45,7% pemilih terdaftar yang memberikan suara.[ka/jm]