Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid, pada Kamis (29/8), menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengabaikan tanda-tanda peringatan menjelang serangan kelompok militan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023.
Yair Lapid, yang juga pernah menjabat sebagai perdana menteri Israel, mengatakan dia hadir dalam pengarahan keamanan gabungan dengan Netanyahu pada Agustus 2023 di mana Sekretaris Perdana Menteri untuk Bidang Militer, Avi Gil, memperingatkan tentang "memanasnya" keadaan di berbagai wilayah terdepan Israel.
"Saya dapat mengatakan bahwa bahaya telah disebutkan dalam dokumen intelijen," kata Lapid, seraya menuduh Netanyahu yang ketika itu tampak "bosan dan acuh tak acuh" serta mengabaikan peringatan yang menyebutkan bahwa perpecahan yang timbuk terkait rencana kontroversial koalisi sayap kanannya untuk merobak sistem peradilan telah berdampak buruk terhadap kapabilitas pencegahan Israel.
"Sekretaris militer Mayor Jenderal Avi Gil memimpin briefing itu. Dia memberitahu saya tentang kegiatan yang meningkat dari semua pihak – Iran, Hizbullah di Lebanon, serta organisasi teroris di Gaza dan Tepi Barat," tambahnya.
BACA JUGA: WHO: Israel Sepakati Jeda Kemanusiaan Setiap Hari Untuk Vaksinasi Massal Polio di GazaLapid tampil di depan Komisi Sipil untuk Penyelidikan di Tel Aviv, sebuah komisi tidak resmi yang dibentuk oleh masyarakat sipil di tengah absennya sebuah penyelidikan resmi.
Partai Likud pimpinan Netanyahu menanggapi pernyataan Lapid dengan menyebutnya sebagai seorang "pembohong."
"Perdana menteri tidak menerima peringatan apa pun terkait perang di Gaza," tulis pernyataan partai.
Netanyahu, pemimpin Israel yang paling lama berkuasa, sejauh ini menolak untuk bertanggung jawab atas kegagalan kebijakan dan intelijen yang mengarah pada serangan 7 Oktober.
Lawan-lawan Netanyahu menuduhnya lebih mengedepankan kelangsungan kehidupan politiknya ketimbang keamanan nasional. [jm/em]