Oposisi Kamboja mengancam akan mengadakan pemogokan umum selagi mereka memperluas protes menentang kemenangan pemilu Perdana Menteri Hun Sen yang disengketakan.
Pemimpin Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) Sam Rainsy mengatakan hari Rabu pemogokan satu hari itu akan merupakan tanggapan pada apa yang disebutnya “kudeta konstitusional” oleh pemerintah.
Rainsy mengatakan CNRP tidak akan bekerjasama “dengan cara apapun” dengan badan legislatif tersebut atau pemerintah,dengan mengatakan bahwa pengaruhnya “sekarang paling kuat di luar parlemen.” Ia mengatakan lebih banyak protes mungkin dilakukan kalau partai yang berkuasa “terus mengabaikan kemauan rakyat Kamboja.”
Pernyataannya dikeluarkan sehari setelah Hun Sen dipilih oleh parlemen, yang bersidang tanpa anggota oposisinya hari Senin. CNRP mengatakan pembukaan parlemen tanpa kehadiran anggota oposisi dalam jumlah yang diharuskan adalah ilegal.
Oposisi menolak untuk menduduki kursinya di parlemen kecuali kalau pemerintah menyetujui penyelidikan independen mengenai dugaan kecurangan dalam pemilu bulan Juli yang menyebabkan Partai Rakyat Kamboja yang sudah lama berkuasa kembali berkuasa.
Rainsy mengatakan CNRP tidak akan bekerjasama “dengan cara apapun” dengan badan legislatif tersebut atau pemerintah,dengan mengatakan bahwa pengaruhnya “sekarang paling kuat di luar parlemen.” Ia mengatakan lebih banyak protes mungkin dilakukan kalau partai yang berkuasa “terus mengabaikan kemauan rakyat Kamboja.”
Pernyataannya dikeluarkan sehari setelah Hun Sen dipilih oleh parlemen, yang bersidang tanpa anggota oposisinya hari Senin. CNRP mengatakan pembukaan parlemen tanpa kehadiran anggota oposisi dalam jumlah yang diharuskan adalah ilegal.
Oposisi menolak untuk menduduki kursinya di parlemen kecuali kalau pemerintah menyetujui penyelidikan independen mengenai dugaan kecurangan dalam pemilu bulan Juli yang menyebabkan Partai Rakyat Kamboja yang sudah lama berkuasa kembali berkuasa.