Utusan oposisi Myanmar untuk PBB pada Kamis (13/4) mengimbau tindakan internasional untuk melindungi warga sipil di negaranya, setelah junta militer melancarkan serangan udara maut pekan ini terhadap desa-desa di bagian barat laut Myanmar.
Kyaw Moe Tun, perwakilan tetap Myanmar untuk PBB, mengatakan, sedikitnya 168 orang, termasuk lebih dari 30 anak-anak dan seorang bayi berusia 6 bulan, serta 27 perempuan, tewas.
Kyaw mengatakan, “Atas nama rakyat Myanmar, saya kembali meminta masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk mengambil tindakan tegas guna menyelamatkan nyawa rakyat Myanmar, untuk mengakhiri impunitas militer dan untuk mencegah destabilisasi lebih jauh kawasan.”
Junta yang berkuasa di Myanmar telah mengukuhkan tentang aksinya melancarkan serangan udara maut pada Selasa terhadap Desa Pazigyi di daerah Sagaing, di mana pasukan oposisi sedang mengadakan upacara.
BACA JUGA: Junta Myanmar Akui Lakukan Serangan Maut terhadap Pasukan PemberontakPerwakilan Tetap Inggris untuk PBB Barbara Woodward mengatakan Inggris mengecam keras serangan pengecut terhadap anak-anak dan warga sipil yang tak bersenjata. Hal tersebut menurutnya bertentangan dengan hukum internasional dan sama sekali tidak dapat dibenarkan.
Hari Kamis, Indonesia selaku Ketua ASEAN mengeluarkan pernyataan yang mengatakan blok tersebut “mengutuk keras” serangan udara oleh militer dan terus mempromosikan konsensus lima poinnya.
Duta besar Inggris untuk PBB menyambut baik pernyataan itu sebagai “perkembangan yang sangat penting” dan menyatakan keprihatinan karena Dewan Keamanan PBB belum menemukan konsensus untuk mengeluarkan kecamannya. Kyaw Moe Tun juga menyambut baik pernyataan ASEAN tetapi mengatakan blok itu perlu mengambil sikap lebih keras untuk mencapai solusi yang berkelanjutan. [uh/ab]