Pemimpin oposisi Venezuela yang mendeklarasikan diri sendiri sebagai presiden sementara negara itu, Juan Guaido, telah menyerukan demonstrasi dua hari minggu ini dalam upaya terakhirnya untuk menarik militer negara itu ke pihaknya dan menjauh dari pemimpin Nicolas Maduro.
Pertama, Guaido ingin rakyat Venezuela melakukan protes damai, dua jam, tengah hari Rabu “untuk menuntut agar angkatan bersenjata berpihak pada rakyat.”
Pada hari Sabtu, Guaido ingin para pendukungnya “di setiap sudut” negara dan di seluruh dunia untuk turun ke jalan, langkah yang bertepatan dengan batas waktu yang ditetapkan oleh Uni Eropa untuk mengumumkan pemilihan baru.
Guaido menawarkan amnesti kepada tentara yang mendukung demokrasi dan menolak pemerintahan Maduro saat ini.
Pengikut oposisi – sebagian meneriakkan kalimat, “Sobat tentara, hanya kalian yang belum bergabung” – membagikan selebaran yang menjelaskan rencana amnesti di pos-pos militer dan polisi.
Sebagian tentara membuang kertas selebaran itu atau merobeknya. Tetapi banyak anggota militer Venezuela mengatakan mereka dan keluarga mereka lelah dan terganggu dengan kekurangan makanan dan langkanya bahan kebutuhan dasar lainnya.
Sementara itu, Presiden Nicolas Maduro hari Minggu menegaskan bahwa militer tetap mendukungnya ketika dia menonton latihan militer menggunakan granat berpeluncur roket dan senapan mesin anti-pesawat buatan Rusia.
"Tidak ada orang yang menghormati yang orang lemah, pengecut, pengkhianat. Di dunia ini, yang dihormati adalah orang yang gagah berani dan kuat,” kata Maduro sambil mengamati peluru-peluru dari artileri buatan Rusia itu menerjang sisi bukit.
Maduro mengatakan dia menginginkan perdamaian, tapi dia mengumumkan akan ada latihan militer lagi bulan depan yang katanya akan menjadi “yang paling penting dalam sejarah Venezuela.” [lt]