Pengadilan Distrik Amsterdam pada Selasa (24/12) menjatuhkan hukuman hingga enam bulan penjara kepada lima laki-laki atas kekerasan yang terjadi sekitar laga sepak bola Liga Eropa UEFA antara klub Belanda Ajax dan klub Maccabi Tel Aviv dari Israel pada November lalu.
Kerusuhan yang menimbulkan kecaman internasional dan tuduhan serangan anti-Yahudi yang disengaja ini menyebabkan lima orang dirawat di rumah sakit dan 20 lainnya mengalami luka ringan. Lebih dari 60 orang ditahan.
Pengadilan menjatuhkan hukuman enam bulan penjara kepada seorang laki-laki, dua setengah bulan penjara kepada seorang lainnya, dan dua laki-laki lain divonis satu bulan penjara. Terdakwa kelima dikenai hukuman 100 jam pelayanan masyarakat.
Serangkaian insiden kekerasan terjadi antara demonstran pro-Palestina dan pendukung atau fans tim sepak bola Israel di sekitar pertandingan sepak bola di Amsterdam. Sebagian aksi kekerasan itu dikutuk sebagai antisemitisme, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat menawarkan untuk mengevakuasi para pendukung Maccabi.
BACA JUGA: Suporter Klub Basket Israel Sambut Baik Pengamanan Ketat di BerlinAksi kekerasan yang menjadi berita utama di seluruh dunia itu merusak reputasi Amsterdam sebagai mercusuar toleransi dan surga bagi agama-agama yang teraniaya, termasuk Yahudi.
Dalam sebuah pernyataan pada akhir sidang dua minggu lalu, kantor Kejaksaan Amsterdam mengatakan “Tampaknya kekerasan itu muncul dari sentimen pro-Palestina yang kuat dan ketidakpuasan terhadap situasi di Gaza, serta kemarahan terkait terhadap kehadiran Israel di pertandingan itu.”
Kelima terdakwa, semuanya warga negara Belanda dan berusia antara 19 dan 32 tahun, dituduh melakukan kekerasan di depan umum, pencurian dan penyerangan.
Hakim Claartje Berkhout pada Selasa mengatakan “Biasanya hukuman seperti pelayanan masyarakat akan dijatuhkan pada tindakan-tindakan ini. Namun, pengadilan memutuskan bahwa kerusuhan ini sangat parah dan hukuman penjara cocok karena konteksnya.”
Pertandingan pada 8 November diizinkan untuk dilanjutkan setelah pengawas kontrateror Belanda tidak menemukan adanya “ancaman nyata” terhadap pendukung Israel, dan pertandingan itu tidak dianggap berisiko tinggi.
BACA JUGA: Pemerintah Belanda Perlu 'Lebih Banyak Waktu' Susun Strategi Lawan Anti-SemitismeMeski begitu, otoritas Amsterdam melarang demonstrasi pro-Palestina di luar Johan Cruyff Arena.
Menurut penyelidikan, sehari sebelum pertandingan pihak berwenang melaporkan beberapa insiden, termasuk saat sejumlah pendukung tim Israel merobek bendera Palestina yang berkibar di sebuah gedung di Amsterdam dan menyerang sebuah taksi.
Enam tersangka lagi akan diadili di kemudian hari, termasuk tiga tersangka di bawah umur.
Berdasarkan peraturan Belanda, proses hukum terhadap anak di bawah umur dilakukan secara tertutup.
Polisi terus menyelidiki kekerasan tersebut dan telah merilis gambar beberapa tersangka yang ingin mereka identifikasi. [em/ft]