Sedikitnya 11 orang, termasuk delapan polisi dan seorang kepala daerah di Kenya utara, tewas dibunuh oleh para pencuri ternak yang sedang mereka buru, kata pihak kepolisian pada Minggu (25/9).
Pencurian ternak atau pertengkaran tentang penggembalaan dan sumber air sering terjadi di antara komunitas penggembala ternak di Kenya utara.
BACA JUGA: PBB: Separuh Fasilitas Layanan Kesehatan di Dunia Tidak HigienisPolisi mengatakan lewat Twitter bahwa "penyergapan jahat dan pengecut" oleh para pencuri ternak terjadi di wilayah Turkana pada Sabtu (24/9).
Korbannya adalah delapan polisi, dua warga sipil dan seorang kepala daerah, kata mereka. Para polisi yang tewas sedang berusaha memburu kelompok etnik Pokot yang telah menyerang desa itu dan kabur membawa ternak curian.
Pada November 2012, lebih dari 20 polisi tewas dalam sebuah penyerbuan ketika mereka sedang memburu pencuri ternak di Baragoi, sebuah distrik terpencil di Kenya utara.
BACA JUGA: Negara Berkembang Terdampak Perubahan Iklim, PBB Desak Negara Maju Ganti RugiDan pada Agustus 2019, sedikitnya 12 orang, termasuk tiga anak-anak, tewas dalam dua serangan di Kenya utara oleh para pencuri ternak yang diduga berasal dari kelompok etnik Borana.
Kenya, negara dengan ekonomi paling dinamis di wilayah Afrika Timur, sedang mengalami kekeringan terburuk dalam empat dekade setelah empat musim hujan yang gagal turun. Kondisi tersebut telah memusnahkan ternak dan tanaman. [vm/jm]