20.000 Orang Turun ke Jalan di Belgia, Tuntut Upaya yang Lebih Banyak untuk Atasi Krisis Iklim

Seorang demonstran membawa poster ketika turut serta dalam aksi demo menuntut upaya nyata untuk mengatasi krisis iklim. Aksi yang diikuti sekitar 20.000 orang itu berlangsung di Brussels, Belgia, pada 3 Desember 2023. (Foto: Reuters/Joanna Geron)

Pihak kepolisian mengatakan massa berjumlah sekitar 20.000 orang turt serta dalam aksi demonstrasi di ibu kota Belgia pada Minggu (3/12) untuk menuntut upaya lebih banyak dalam melawan pemanasan global, bersamaan dengan pertemuan delegasi dari sekitar 200 negara di Dubai dalam rangka konferensi iklim PBB, COP28.

Berjalan beriringan mengikuti suara drum, para pendemo mengibarkan poster-poster bertuliskan “Bertindak Sekarang,” dengan huruf-huruf yang dimodifikasi dengan menggambarkan bumi yang terbakar, dan juga tulisan lain seperti “Tidak Ada Planet B.”

“Saya percaya bahwa kita harus membuat pilihan-pilihan yang berkelanjutan untuk generasi kita dan untuk generasi-generasi di masa depan agar bisa tinggal di planet yang hijau, sebuah planet yang nyaman dan planet yang nyaman untuk anak-anak di masa depan,” ujar Kristiaan Proesmans, salah satu peserta aksi.

Sementara itu di Dubai pada Minggu, konferensi berfokus pada perubahan iklim yang menimbulkan lebih banyak korban sakit dan penyakit, dengan tuan rumah yaitu Uni Emirat Arab dan lembaga-lembaga amal menjanjikan dana sebesar US$777 juta untuk memberantas penyakit-penyakit tropis yang terabaikan dan diperkirakan akan menjadi semakin buruk.

BACA JUGA: Polusi Udara Melonjak Saat Dubai Jadi Tuan Rumah COP28

Pengunjuk rasa lainnya, Karol de Decker, mengomentari apa yang sebaiknya dilakukan pada pemimpin dunia dalam mengatasi masalah perubahan iklim yang saat ini berlangsung.

“Mereka harus membuat sebuah kesepakatan di mana kita akan mampu untuk mempercepat transisi menuju energi yang bisa diperbaharui. Setiap negara harus mengemban tanggung jawabnya masing-masing. Ini juga sebuah transisi sosial untuk setiap negara. Masih ada harapan, dan ini barus dilakukan sekarang.”

Sejumlah langkah nampaknya tidak dapat mengejar target dalam Perjanjian Paris 2015 yang ingin menahan laju kenaikan suhu global agar tetap berada di bawah 2 derajat Celsius, tingkat dimana para ilmuwan telah memperingatkan dampak parah di antaranya efek terhadap cuaca, kesehatan dan pertanian.

Pengunjuk rasa yang lain, Robin Roels, mengatakan, “Saya percaya bahwa ekstraksi sumber daya, tidak hanya batu bara, tidak hanya bahan bakar fosil, tetapi semua jenis logam dan mineral akan membawa dampak mematikan. Dan kita harus memperhatikan hal ini.” [ns/jm]