Organisasi-organisasi bantuan, Senin (1/6), menyerukan permohonan bantuan yang mendesak untuk menjalankan misi mereka di Yaman. Mereka menyatakan, karena keterbatasan dana, mereka terpaksa membatasi operasi mereka di negara yang dikoyak perang itu.
Sekitar 75 persen program bantuan PBB di Yaman terpaksa diakhiri atau dibatasi. Program Pangan Dunia (WFP) memangkas hingga setengah kontribusinya. Layanan-layanan kesehatan yang didanai PBB dikurangi di 189 dari 369 rumah sakit di berbagai penjuru negara itu.
“Sungguh sulit melihat langsung wajah mereka dan mengatakan, ‘Maaf bantuan pangan untuk kamu bertahan hidup terpaksa kami kurangi hingga setengahnya’,” kata Lisa Grande, koordinator bantuan PBB untuk Yaman. Ia menambahkan, bantuan untuk Yaman seharusnya meningkat mengingat negara itu juga sedang menghadapi wabah virus corona.
BACA JUGA: Covid-19 Menyebarkan 'Cepat dan Luas' di YamanPenyusutan dana bagi operasi bantuan di Yaman disebabkan beberapa faktor, namun yang paling utama adalah karena gangguan yang ditimbulkan kelompok pemberontak Houthi, yang menguasai ibu kota, Sanaa, dan beberapa wilayah lainnya. Amerika Serikat, salah satu donor terbesar, mengurangi bantuannya ke Yaman sebelumnya tahun ini, dengan alasan adanya campur tangan Houthi.
Pada Selasa (2/6), PBB akan menyelenggarakan konferensi untuk meminta bantuan internasional bagi Yaman. Konferensi yang dipimpin bersama oleh Arab Saudi itu akan mengusahakan pengadaan dana sebesar 2,41 miliar dolar untuk menutupi berbagai operasi bantuan penting yang disponsori PBB bagi Yaman dari Juni hingga Desember tahun ini.
Banyak pihak mempertanyakan maksud Saudi menggalang bantuan kemanusiaan ini. Negara itu dituding sebagai pemain utama dalam perang saudara di Yaman sejak melancarkan pengeboman pada 2015 untuk memaksa mundur Houthi yang didukung Iran, yang telah menguasai bagian utara Yaman. Apalagi, seperti halnya Houthi, Saudi terus melancarkan perang di Yaman, sehingga menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia. [ab/uh]