Para advokat hak asasi di Belarus memperingatkan bahwa pemerintah otoriter kembali melakukan tindakan keras terhadap pembangkang. Akibatnya, dalam seminggu ini, sudah lebih dari 100 orang ditahan, termasuk beberapa psikolog dan psikiater.
Viasna, organisasi HAM tertua dan terkemuka di Belarus, Selasa (14/3), mengatakan bahwa penangkapan massal terjadi di Ibu Kota Minsk serta di bagian timur dan barat negara itu.
Pihak berwenang menarget aktivis oposisi, jurnalis, pekerja medis, anggota klub olahraga menembak, dan orang yang bekerja dengan drone.
Pavel Sapelka dari Viasna mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa pasukan keamanan Belarus "menyerang dan mencari" mereka yang diduga terlibat serangan baru-baru ini terhadap pesawat perang Rusia yang ditempatkan di dekat ibu kota Belarus.
Gerilyawan dari gerakan BYPOL yang beroposisi mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Beriev A-50 yang diparkir di Pangkalan Udara Machulishchy, dekat Minsk.
Rusia menggunakan wilayah sekutunya, Belarus, untuk menginvasi Ukraina setahun lalu, dan Belarus terus menampung pasukan Rusia, pesawat tempur, dan senjata lainnya. Aktivis oposisi mengatakan mereka hendak menepiskan dukungan untuk perang.
Pihak berwenang Belarus mengatakan mereka telah meminta sekutu lama Rusia untuk memantau perbatasan mereka, dan awalnya diam tentang insiden tersebut. Beberapa hari kemudian, presiden Belarus, Alexander Lukashenko, yang otoriter mengakui serangan itu, dan mengatakan bahwa kerusakan pesawat itu tidak signifikan. Namun ia mengakui bahwa pesawat itu harus dikirim ke Rusia untuk diperbaiki.
BACA JUGA: Pemimpin Oposisi Belarus Dihukum 15 Tahun Penjara atas Tuduhan 'Berkhianat'Menurut Kementerian Dalam Negeri Belarus, pada 9 Maret, 60 orang ditahan sebagai bagian dari "tugas intensif terhadap mereka yang terlibat kelompok ekstremis dan organisasi teroris." Badan keamanan negara itu, KGB, juga melaporkan menahan seorang warga negara Ukraina yang dituduh pihak berwenang menyerang pesawat, dan 20 kaki tangan Belarus.
Pihak berwenang juga melaporkan menahan 30 orang di Kota Gomel di perbatasan dengan Ukraina, "untuk mengidentifikasi kaitan dengan anggota asing dari kelompok ekstremis." Menurut Viasna, mereka yang ditahan di Gomel tetap ditahan dalam kondisi yang keras.
Kelompok tersebut juga melaporkan penahanan massal yang "tak bisa dijelaskan" terhadap psikolog dan psikiater Belarus. Lebih dari 20 dokter telah ditahan di seluruh negeri, dan pihak berwenang "menuntut agar mereka melanggar kerahasiaan dokter-pasien dan melaporkan pasien 'yang tidak menyenangkan' yang mereka rawat."
Sebanyak empat jurnalis juga telah ditahan di Belarus dalam sepekan ini. [ka/jm]