Beberapa kelompok hak-hak asasi manusia (HAM), Kamis (23/11), mengatakan Iran secara diam-diam mengeksekusi seorang laki-laki setelah memvonisnya bersalah membunuh seorang anggota pasukan keamanan dalam protes massal yang melanda negara itu tahun lalu.
Ini adalah eksekusi kedelapan yang telah dilakukan Iran dalam kasus yang terkait dengan demonstrasi yang meletus pada September 2022 setelah kematian Mahsa Amini, seorang perempuan Kurdi-Iran berusia 22 tahun yang meninggal dalam tahanan polisi pada 16 September. Amini meninggal tiga hari setelah ditangkap polisi moral karena tidak mengenakan jilbab secara benar.
Organisasi Hengaw yang berkantor di Norwegia mengatakan Milad Zohrevand dieksekusi pada waktu fajar di sebuah penjara di Kota Hamadan, di bagian barat Iran. Dia dijatuhi hukuman mati karena membunuh seorang perwira Garda Revolusi dalam sebuah protes di Kota Malayer pada November tahun lalu.
BACA JUGA: Iran Eksekusi Gantung 3 Orang terkait Serangan Bom 2019Hengaw, yang fokus pada isu-isu Kurdi, mengatakan Zohrevand tidak menerima pemberitahuan sebelumnya bahwa eksekusinya akan segera dilaksanakan, dan tidak diberikan kesempatan untuk bertemu dengan keluarganya.
Eksekusi terhadap Zohrevand, yang berusia awal 20-an ini belum dilaporkan oleh media di Iran.
Pihak berwenang Iran telah mengeksekusi tujuh orang dalam kasus-kasus yang terkait dengan demonstrasi pada 2022, yang memicu kecaman dari kelompok-kelompok hak asasi manusia dan pemerintah Barat.
Eksekusi terakhir dilakukan terhadap tiga orang pada Mei lalu. Amnesty International mengatakan eksekusi itu dimaksudkan untuk “mengirim pesan yang kuat kepada dunia dan warga Iran bahwa mereka tidak akan berhenti menghancurkan dan menghukum para pembangkang.”
Menurut beberapa kelompok HAM dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Iran telah melancarkan tindakan keras untuk menyudahi aksi-aksi demonstrasi yang menewaskan ribuan orang dan membuat ribuan lainnya ditangkap.
Menurut Iran Human Rights yang berkantor di Oslo, tahun 2023 ini saja Iran telah mengeksekusi sedikitnya 680 orang, sebagian besar atas tuduhan pembunuhan dan narkoba. [em/ns]