Organisasi HAM Minta Maroko untuk Tidak Ekstradisi Aktivis Uighur

Aishan Idijes di Turki, 2019. (Safeguard Defenders via AP)

Organisasi-organisasi HAM mendesak Maroko agar tidak mengekstradisi ke China seorang aktivis Uighur yang ditangkap setelah ia tiba dengan penerbangan dari Turki.

Organisasi nonpemerintah Safeguard Defenders menyatakan Yidiresi Aishan dibawa ke tahanan, sesuai perintah penangkapan dari Interpol yang dikeluarkan atas permintaan China .

Tuduhan terhadap Aishan tidak jelas. Direktorat Jenderal Keamanan Nasional Maroko, Selasa (27/7) menyatakan surat Interpol itu dikaitkan dengan kecurigaan bahwa Aishan adalah anggota “organisasi yang masuk daftar organisasi teroris.”

Amnesty International menyatakan Aishan menghadapi “penahanan dan penganiayaan sewenang-wenang jika ia dipulangkan secara paksa ke China .”

“Mendeportasi Aishan ke China, di mana Uighur dan kelompok-kelompok minoritas etnik lainnya menghadapi kampanye mengerikan berupa penahanan massal, persekusi dan penganiayaan, akan melanggar hukum internasional,” kata direktur Program Penanggulangan Krisis Amnesty International Joanne Mariner dalam sebuah pernyataan.

Kongres Uighur Dunia juga meminta pihak berwenang Maroko agar menghentikan semua prosedur deportasi. Eric Goldstein, deputi direktur Human Rights Watch untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, menyebut sistem Interpol “tercemar” dan mengatakan Aishan harus diberi pengacara untuk melawan ekstradisi.

Aishan telah tinggal di Turki dan bekerja sebagai desainer web dan aktivis sejak 2012. Ia terbang dari Istanbul ke Casablanca pada 19 Juli lalu. [uh/ab]