Ottawa Deklarasikan Keadaan Darurat Terkait Protes COVID-19

  • Associated Press

Seorang pendemo memegang poster yang bertuliskan, "Saya ingin kebebasan saya kembali," dalam aksi protes menentang mandat vaksin dan pembatasan terkait COVID-19 di Toronto, Kanada, pada 5 Februari 2022. (Foto: AFP/Geoff Robins)

Walikota Ottawa mendeklarasikan keadaan darurat terkait protes pembatasan aktivitas akibat COVID-19 yang berlangsung di kota tersebut. Sementara itu, seorang mantan duta besar AS untuk Kanada mengatakan para pendukung Partai Republik di AS harus berhenti ikut campur dalam urusan dalam negeri Kanada.

Perkembangan itu terjadi di tengah protes-protes menentang pembatasan terkait COVID-19 yang terus melumpuhkan pusat kota Ottawa.

BACA JUGA: Protes-protes Anti Mandat Vaksin Meluas di Kanada

Walikota Jim Watson mengatakan deklarasi itu menandai perlunya dukungan dari tingkat yurisdiksi dan tingkat pemerintah lain. Deklarasi itu memberi Ottawa sejumlah kewenangan lain terkait pengadaan dan layanan, yang bisa memungkinkan pembelian peralatan yang dibutuhkan oleh para petugas garda terdepan.

Ribuan orang memadati Ottawa pada akhir pekan, bergabung dengan ratusan orang lainnya yang telah berada disana sejak akhir pekan lalu.

Penduduk setempat kesal dengan bunyi klakson yang terdengar terus-menerus, gangguan lalu lintas, dan pelecehan. Mereka khawatir aksi-aksi itu belum akan segera berakhir.

"Konvoi truk kebebasan" telah menarik dukungan dari banyak pendukung Partai Republik di AS, termasuk mantan Presiden Donald Trump, yang menyebut Perdana Menteri Justin Trudeau "orang gila berhaluan kiri jauh" yang telah "menghancurkan Kanada dengan mandat COVID yang tidak masuk akal."

BACA JUGA: Kepala Polisi Ottawa: ‘Tidak Ada Solusi untuk Akhiri Protes Vaksin di Kanada

Bruce Heyman, mantan Duta Besar AS untuk Kanada di bawah pemerintahan Barack Obama, mencuit, "Hubungan Kanada-AS dulunya banyak bekerjasama mengatasi isu teknis. Sekarang, sayangnya politisi AS radikal melibatkan diri mereka dalam isu domestik Kanada. Trump dan para pendukungnya adalah ancaman, tidak hanya bagi AS tapi bagi semua demokrasi."

Para demonstran telah mengatakan tidak akan pergi sebelum semua mandat dan pembatasan terkait COVID-19 dicabut. [vm/rs]