Dunia mungkin akan menyambut triliuner pertamanya dalam satu dekade ke depan, menurut organisasi amal Oxfam International pada Senin (15/1) dalam laporan evaluasi tahunannya mengenai kesenjangan global. Kekayaan yang dimaksud dihitung dalam dolar.
Oxfam, yang selama bertahun-tahun mencoba menyoroti kesenjangan yang semakin lebar antara orang-orang super kaya dan sebagian besar penduduk dunia dalam pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia, menilai kesenjangan tersebut menjadi “sangat masif” sejak pandemi COVID-19.
Organisasi ini melaporkan bahwa kekayaan lima orang terkaya di dunia melonjak 114% secara riil sejak tahun 2020. Mereka adalah CEO Tesla Elon Musk, Bernard Arnault dan keluarganya yang merupakan pemilik perusahaan barang-barang mewah LVMH, pendiri Amazon Jeff Bezos, pendiri Oracle Larry Ellison, dan pakar investasi Warren Buffett.
Direktur Eksekutif Sementara Oxfam Amitabh Behar mengatakan bahwa laporan tersebut menunjukkan bahwa dunia sedang memasuki “dekade yang penuh perpecahan”.
“Ada lima miliarder teratas di dunia, dan kekayaan mereka telah berlipat ganda. Di sisi lain, hampir lima miliar orang semakin miskin,” ujar Amitabh Behar dalam sebuah wawancara di Davos, Swiss, tempat berlangsungnya Forum Ekonomi Dunia.
BACA JUGA: Oxfam: 1 % Orang Terkaya di Dunia 'Rebut Dua Pertiga Kekayaan Global'“Tidak lama lagi, Oxfam memprediksi bahwa dunia akan memiliki seorang triliuner dalam satu dekade ke depan,” ujar Behar, merujuk pada seseorang yang memiliki kekayaan seribu miliar dolar. “Padahal dibutuhkan waktu lebih dari 200 tahun untuk mengentaskan kemiskinan.”
Jika seseorang berhasil meraup kekayaan triliunan dolar, dan bisa jadi orang itu bahkan belum masuk ke dalam daftar orang terkaya saat ini, maka kekayaannya akan menyamai Arab Saudi, sebuah negara yang kaya minyak.
John D. Rockefeller, pemilik perusahaan Standard Oil, dianggap sebagai miliarder pertama di dunia pada tahun 1916. Manurut Oxfam, saat ini Elon Musk adalah orang terkaya di planet ini, dengan kekayaan pribadi yang mencapai hampir $250 miliar (sekitar Rp3.887 triliun).
Selain itu, Oxfam mengatakan invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022, yang membuat harga energi dan pangan melonjak, juga berdampak buruk terhadap negara-negara termiskin di dunia.
Oxfam juga menyampaikan bahwa untuk “memberantas kesenjangan” diperlukan langkah-langkah seperti menerapkan pajak permanen bagi orang-orang terkaya di setiap negara, pajak yang lebih efektif bagi perusahaan-perusahaan besar dan upaya-upaya yang diperbaharui dan lebih kuat untuk melawan penghindaran pajak.
Dalam melakukan penghitungan kekayaan lima miliarder teratas dunia, Oxfam menggunakan data dari laporan majalah Forbes per November 2023. Total kekayaan kelimanya saat itu adalah $869 miliar (sekitar Rp13.513 triliun); naik 155% dari $340 miliar (sekitar Rp5.287 triliun) sejak Maret 2020. [br/jm]