Pabrik tersebut dibangun oleh Climeworks, sebuah perusahaan asal Swiss yang menggunakan teknologi dari perusahaan Islandia lainnya.
Kepada kantor berita Reuters, CEO dan pendiri Climeworks, Jan Wurzbacher mengatakan, pabrik ini mampu menyedot 4.000 ton karbondioksida dari udara setiap tahunnya, kapasitas yang sangat luar biasa.
"Karbon dioksida ini lalu diserahkan kepada mitra-mitra mereka dari perusahaan Carbfix untuk dipompa ke dalam tanah. Karbon dioksida itu di dalam tanah, katanya, akan termineralisasi dengan batuan basal menjadi batu," tambah Jan Wurzbacher.
Bahan filter dalam kipas raksasa di pabrik bernama Orca berfungsi menangkap karbon dioksida. Kepada Associated Press, insinyur teknik kimia, Nathalie Casas, kepala bagian riset dan desain Climeworks ,mengatakan, mereka memiliki kotak kolektor dengan bahan filter di dalamnya, yang memiliki afinitas tinggi terhadap karbon dioksida.
"Ketika kami meniupkan udara melalui kolektor, karbon dioksida akan menempel pada bahan filter, dan mereka akan terus meniupkan udara melaluinya. Ketika filter tersebut penuh, kotak itu ditutup dan mulai dipanaskan, hingga mencapai sekitar 100 derajat. Sementara itu, karbon dioksida dikeluarkan dari bahan filter itu dan dipompa keluar dari kolektor," ujar Nathalie Casas.
Proses pemanasan untuk menghasilkan karbon dioksida bermutu tinggi yang lalu dipompakan ke dalam tanah sehingga mendekati batu basal itu memerlukan energi. Nathalie Casas mengatakan energi ini berasal dari pabrik pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal terdekat, yang adalah sumber energi terbarukan.
"Kami tidak ingin melepas dan menyedot karbon dioksida secara bersamaan. Mereka juga melakukan analisis siklus kehidupan (LCA) untuk mempelajari seberapa banyak karbon dioksida yang mereka keluarkan ketika menangkapnya. Tingkat efisiensi yang dimiliki pabrik mereka di Islandia ini lebih tinggi dari 90 persen," tambahnya lagi.
Climeworks mengatakan, membangun pabrik penangkap karbon dioksida langsung dari udara bukanlah solusi yang cukup untuk menangani masalah pemanasan global secara keseluruhan.
Your browser doesn’t support HTML5
Menurut studi terbaru, negara-negara perlu menghilangkan 1 miliar ton karbon dioksida dari atmosfer sebelum 2025 untuk mencapai target perjanjian iklim Paris dan mencegah terjadinya bencana akibat pemanasan global.
Badan Energi Internasional, IEA, mengatakan saat ini terdapat 15 pabrik penangkap udara langsung yang beroperasi di seluruh dunia, yang menghilangkan lebih dari 9,000 ton karbon dioksida dari atmosfer per tahunnya. Badan energi tersebut juga mengatakan emisi karbon dioksida global tahun lalu mencapai lebih dari 31 miliar ton. [di/ab]