Pada KTT keamanan Asia, menteri pertahanan China, Li Shangfu, menguraikan "inisiatif baru keamanan" Beijing dengan menggunakan kata-kata seperti "keterbukaan", "inklusivitas", "transparansi", "kesetaraan", "aturan hukum", "dialog" "perdamaian" dan "sama-sama menang."
Namun dalam sesi tanya jawab setelah pidatonya dalam Dialog Keamanan Shangri-La di Singapura, pada Minggu (4/6), Li menghadapi pertanyaan dari peserta yang tampaknya menunjukkan keyakinan bersama bahwa kata-kata Beijing tak sesuai dengan tindak-tanduk yang mereka tunjukkan di wilayah sengketa Laut China Selatan.
BACA JUGA: Gedung Putih: Kami Tidak akan Tinggalkan Indo-PasifikLi tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara langsung. Ia mengatakan tindakan negara-negara di luar kawasan telah meningkatkan ketegangan. Dalam pidato, ia menuduh "beberapa negara" mengintensifkan perlombaan senjata dan sengaja mencampuri urusan dalam negeri negara lain, dan ia tampaknya merujuk pada Amerika Serikat.
Sehari sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara di KTT tersebut. Ia menegur China karena menolak mengadakan pembicaraan militer, membuat hubungan kedua negara adidaya itu menghadapi jalan buntu.
Komodor Penjaga Pantai Filipina Jay Tristan Tarriela bertanya kepada Li mengapa "kata-kata dan tindakan China berbeda terkait interaksi maritim dengan Filipina dan mungkin negara lain di kawasan."
Tarriela menunjukkan bahwa setelah Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. bertemu Presiden Xi Jinping di Beijing pada Januari, kedua pihak sepakat membangun saluran komunikasi langsung terkait Laut China Selatan dan menyelesaikan sengketa perairan "melalui cara damai."
Namun pada 23 Januari, hanya beberapa minggu setelah kesepakatan itu tercapai, Penjaga Pantai China diduga mengusir kapal penangkap ikan Filipina dari perairan sekitar Beting Scarborough dalam zona ekonomi eksklusif Filipina. Kemudian pada 23 Februari, kapal penjaga pantai Filipina disorot "laser" kualitas militer oleh China, di mana insiden tersebut membuat seorang awak kapal penjaga pantai Filipina mengalami kebutaan sementara.
BACA JUGA: Ketegangan di Selat Taiwan Meningkat, Menteri Pertahanan AS dan China Saling Tuding"SaatChina berbicara tentang dialog, tindakan mereka malah menunjukkan konfrontasi," kata Tarriela.
China mengklaim Laut China Selatan sebagai wilayahnya. Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam juga mengklaim sebagian wilayah tersebut, yang kaya akan sumber daya alam. [ka/rs]