China telah menjalin kerjasama yang lebih erat dengan Afrika, sebuah hubungan yang oleh sebagian orang dipandang penuh dengan beban utang, sementara yang lain menyampaikan pujian karena Afrika meningkatkan kepentingan strategisnya secara global.
Forum Kerja Sama China-Afrika pada minggu ini di Beijing membawa manfaat bagi Afrika dan China, kata para pejabat dan pakar urusan Afrika.
Mantan diplomat Uganda, Simon Mulongo mengatakan negara-negara seperti Ethiopia, Djibouti dan Kenya telah menerima sejumlah besar investasi dari Beijing. Dan China telah berusaha keras untuk menjalin kemitraan guna mendapatkan sumber bahan baku yang dapat diandalkan, serta menciptakan aliansi untuk mendapatkan pengaruh geopolitik dan mengimbangi kekuatan Barat.
“Apa yang menguntungkan bagi Afrika pada dasarnya adalah empat hal. Pertama, pembangunan infrastruktur di mana China telah menanamkan investasi besar-besaran pada infrastruktur Afrika, membangun jalan, rel kereta api, pelabuhan, dan fasilitas-fasilitas penting lainnya,” ujar Mulongo.
BACA JUGA: Mengutamakan China, Banyak Pemimpin Afrika Tidak Hadir di Forum Indonesia-Afrika“Yang kedua adalah pertumbuhan ekonomi. Investasi China sebenarnya telah menciptakan lapangan kerja, dan merangsang kegiatan ekonomi di berbagai sektor, termasuk manufaktur, pertambangan, dan pertanian. Ketiga, bantuan keuangan dan pinjaman di mana China sering menawarkan bantuan keuangan dengan persyaratan yang lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara Barat. Dan yang keempat adalah peluang perdagangan yang diuntungkan oleh Afrika melalui akses ke pasar China yang dapat meningkatkan pendapatan ekspor terutama bahan mentah dan produk pertanian.”
Mulongo, yang merupakan mitra pengelola EMANS Frontiers, sebuah konsultan tata kelola dan keamanan, mengatakan China juga mendapat manfaat dari kemitraan dengan Afrika, termasuk melalui peluang perdagangan dan kekayaan sumber daya mineral, minyak, dan sumber daya alam lainnya yang dibutuhkan China untuk mendorong industrinya, dan mempertahankan populasinya.
Afrika perlu dana
Djibouti adalah salah satu negara di mana investasi China terlihat nyata. China tidak hanya memiliki pangkalan militer besar di sana tetapi juga mengembangkan – bersama dengan pemerintah Djibouti – proyek infrastruktur besar termasuk rel listrik, pelabuhan laut dalam, dan zona perdagangan bebas.
Ilyas Moussa Dawaleh, Menteri Ekonomi dan Keuangan Djibouti, mengatakan forum tersebut telah menjadi “landasan kolaborasi jangka panjang” antara kedua negara.
“Semua orang tahu bahwa di Afrika kita menghadapi tantangan pendanaan terkait pembangunan infrastruktur utama,” kata Dawaleh, yang berbicara kepada VOA Wilayah Tanduk Afrika dari Beijing.
BACA JUGA: China, Tanzania, Zambia Teken Kesepakatan Awal Proyek Kunci Kereta Api“Kesenjangan pembiayaan infrastruktur di Afrika diperkirakan mencapai miliaran per tahun, oleh karena itu kami sangat menghargai dukungan China dalam mempersempit atau mengurangi kesenjangan pembiayaan infrastruktur tersebut,” katanya.
Ketika ditanya apakah pinjaman China adalah “bom waktu” bagi Afrika, Dawaleh tidak setuju.
Ia mengatakan krisis utang yang dihadapi Afrika didorong oleh tantangan global termasuk dampak COVID-19 selama dua tahun, kekeringan dan perubahan iklim di wilayah Tanduk Afrika, krisis Laut Merah dan Timur Tengah, serta “inflasi yang disebabkan oleh krisis di Ukraina dan Rusia.”
“Kami membutuhkan pemahaman dari para mitra; dan China kembali menegaskan, mendukung Afrika untuk mencari cara dan cara untuk menangani krisis utang dengan lebih lembut,” katanya. [em/lt]