Pakar: Penarikan Pasukan Rusia dari Suriah Tak Kurangi Pamor

Presiden Rusia Vladimir Putin Vladimir Putin memuji Jenderal Sergei Surovikin dalam acara penghargaan untuk pasukan yang berperang di Suriah, di Kremlin, Moscow, 28 Desember 2017.

Dalam kunjungan mendadak ke Suriah awal Desember, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kekalahan total ISIS dan memerintahkan penarikan pasukan Rusia dalam jumlah cukup besar dari Suriah.

"Dalam dua tahun, angkatan bersenjata Rusia, bersama dengan tentara Suriah, telah mengalahkan kelompok teroris internasional yang paling mematikan," kantor berita negara Tass melaporkan, mengutip pernyataan Putin.

"Dalam hal ini, saya memutuskan bahwa bagian penting dari Kontingen militer Rusia di Republik Arab Suriah kembali ke Rusia."

Janji Putin untuk menarik pasukan Rusia setelah kekalahan ISIS di Suriah terjadi sementara militer Rusia meningkatkan operasinya untuk mendukung pasukan pemerintah Suriah, melakukan konsolidasi kendali mereka terhadap kantong-kantong pemberontak di negara itu.

Campur-tangan militer yang meningkat oleh Rusia terhadap kelompok pemberontak Suriah bertentangan dengan pengumuman sebelumnya bahwa negara itu akan menarik diri dari Suriah. Pakar menduga, deklarasi Putin ditujukan untuk audiensi domestik di Rusia, karena dia mencalonkan diri lagi untuk pemilu presiden negara itu pada bulan Maret.

"Apa yang terjadi di Suriah sangat penting bagi Presiden Putin. Agar perhatian pemilih Rusia tidak terfokus pada korupsi besar-besaran atau ekonomi yang lemah, Putin lebih suka mereka terfokus pada pemulihan Rusia sebagai sebuah kekuatan dunia. [ps/jm]