Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah memulai lawatan resmi dua hari ke Pakistan untuk mengupayakan apa yang disebut para pembantunya sebagai normalisasi hubungan antara kedua negara bertetangga itu.
Pemimpin Afghanistan tersebut memimpin pembicaraan di tingkat delegasi dengan Perdana Menteri Imran Khan tidak lama setelah tiba di Islamabad, selaku pemimpin delegasi besar yang beranggotakan menteri-menteri kabinet, penasihat dan tokoh-tokoh bisnis Afghanistan.
Kantor Khan mengemukakan dalam pernyataan pascapertemuan itu bahwa kedua pemimpin “sepakat untuk membuka babak baru persahabatan dan kerjasama, berdasarkan sikap saling percaya dan keharmonisan untuk kepentingan kedua bangsa dan negara, dan untuk memajukan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan itu.”
Pembahasan antara kedua delegasi berfokus pada penguatan kerjasama timbal balik dalam berbagai bidang, termasuk politik, perdagangan, ekonomi, keamanan, serta upaya-upaya perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan, sebut pernyataan itu.
Ghani, yang melakukan kunjungan ke-tiga ke Islamabad setelah mulai menjabat pada tahun 2014, juga dijadwalkan untuk berpidato pada konferensi pengusaha Pakistan dan Afghanistan.
Tuduhan-tuduhan bahwa militer Pakistan mendukung dan melindungi para pemimpin Taliban menjadi sumber ketegangan dan kecurigaan bilateral yang telah berlangsung lama. Pakistan menolak tuduhan-tuduhan itu dan balik menuduh dinas mata-mata Afghanistan memberi perlindungan bagi militan yang melancarkan serangan teror terhadap negara Pakistan.
Kedua negara terpisah oleh perbatasan sepanjang 2.600 kilometer yang sebagian besar mudah disusupi. Para pengritik menyebut kelemahan tersebut mendorong pergerakan ilegal di kedua arah. Pakistan secara sepihak memasang pagar hampir di sebagian besar perbatasannya dan meyakini hal tersebut akan mengatasi masalah keamanan bersama. [uh/ab]