Pakistan Berjuang Lawan Polio dan Informasi yang Keliru

Petugas kesehatan Pakistan memberikan vaksin polio kepada seorang anak di Rawalpindi, Pakistan, Mei 2014.

Telah diberantas di negara-negara lain, polio telah kembali di Pakistan, dengan lebih dari 200 kasus sejauh ini tahun ini, karena informasi yang keliru.

Pakistan kesulitan melawan polio dan negara itu menderita wabah terburuk penyakit itu dalam lebih dari satu dekade.

Upaya-upaya untuk menghapus polio terhambat kecurigaan-kecurigaan bahwa petugas kesehatan adalah mata-mata, menyusul penggunaan tim vaksinasi oleh CIA untuk melacak Osama bin Laden. Hal tersebut membuat dua pekerja polio tewas dibunuh Rabu (8/10).

Sejak Desember 2012, para militan telah menewaskan beberapa lusin petugas kesehatan yang terlibat dalam program vaksinasi Pakistan dan polisi yang mengawal mereka.

Namun, kecurigaan-kecurigaan mengenai vaksin itu sendiri juga merupakan kendala. Sebuah dorongan baru-baru ini untuk melakukan vaksinasi polio untuk anak-anak Pakistan menemukan bahwa petugas kesehatan tidak hanya harus melawan penyakit, tapi juga informasi yang keliru.

"Orang-orang mengatakan hal itu tidak baik, tidak benar. Mereka mengatakan ada sesuatu di dalam vaksin, ada babi digunakan dalam vaksin. Ada yang bilang vaksin menghilangkan kejantanan dan membuat impoten," ujar seorang warga di Shabqadar.

Telah diberantas di negara-negara lain, polio telah kembali di Pakistan, dengan lebih dari 200 kasus sejauh ini tahun ini.

Sebuah desa di Shabqadar adalah salah satu dari beberapa target dalam rencana pemerintah untuk melakukan vaksinasi untuk setiap anak di bawah umur lima tahun. Namun program itu sendiri telah diganggu kekerasan wilayah, pengungsian dan semakin banyaknya kecurigaan yang muncul.

"Ada kebencian untuk vaksin ini. Para mullah telah mengeluarkan 20 pernyataan berbeda. Mereka mengatakan vaksinasi ini adalah kampanye anti-Muslim," ujar Jamil Khan, seorang warga Shabqadar.

"Vaksinasi dikatakan membuat anak laki-laki tidak subur ketika tumbuh dewasa, kehilangan kejantanan dan nafsu seks. Inggris dan Amerika dikatakan bertanggung jawab atas hal ini," tambahnya.

Frustrasi karena informasi yang keliru ini telah membuat anak-anak jatuh sakit, para petugas pemerintah telah mencoba menangkal gosip dalam program vaksinasi tiga hari baru-baru ini.

"Kami pergi dari desa ke desa, rumah ke rumah, dan pintu ke pintu, memberikan vaksin polio pada anak-anak yang orangtuanya tadinya menolak," ujar Arshad Khan, seorang petugas vaksinasi.

"Terkadang kami membawa tokoh berpengaruh atau bahkan mencoba vaksin itu sendiri untuk menjamin bahwa semua anak mendapat vaksin."

Sementara petugas kesehatan melawan informasi yang keliru, polio terus berkembang, meningkatkan risiko penyakit ini akan keluar dari perbatasan Pakistan.