Para pejabat di Pakistan pada Minggu (4/9) mengatakan bahwa permukaan danau air tawar terbesarnya di Sindh, provinsi di bagian selatan, telah naik ke tingkat “berbahaya” akibat hujan monsun yang tak berhenti-henti. Mereka memperingatkan lebih banyak lagi banjir di distrik-distrik sekitar danau itu dan mendesak warga agar mengungsi di tengah prakiraan hujan lagi.
Perkembangan ini mendorong pihak berwenang di provinsi tersebut untuk membuat sodetan di tanggul Danau Manchar agar air mengalir ke Sungai Indus di dekatnya, bukannya membanjiri daerah-daerah padat penduduk.
Menteri Informasi provinsi itu, Sharjeel Memon mengatakan, bagaimana pun, air yang dilepaskan melalui sodetan di danau itu masih akan berdampak bagi sekitar 125 ribu orang. Salah satu danau terbesar di Asia itu membentang di distrik Jamshoro dan Dadu di sebelah barat Sungai Indus. Distrik-distrik itu termasuk di antara 80 distrik di Pakistan yang paling parah dilanda banjir, yang disebut disebabkan karena perubahan iklim akibat hujan yang tidak menentu.
Ini adalah banjir paling parah dalam beberapa puluh tahun di Pakistan.
Bencana ini telah menewaskan hampir 1.300 orang, termasuk 453 anak-anak. Lebih dari 12.500 orang cedera akibat bencana yang berdampak pada sekitar 33 juta orang sejak pertengahan Juni lalu, sewaktu hujan monsun dimulai. Lebih dari 600 ribu orang mengungsi ke kamp-kamp bantuan, kata Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional. [uh/ab]