Pihak berwenang di sebuah provinsi perbatasan Pakistan mengatakan bahwa langkah-langkah sedang diambil untuk mencegah gangguan polisi terhadap pengungsi Afghanistan tetapi telah bertekad untuk terus menangkap dan mengusir orang-orang yang tidak mempunyai status legal.
Desakan telah meningkat dari masyarakat tuan rumah yang menyerukan agar pihak berwenang memulangkan warga Afghanistan, dengan alasan keprihatinan ekonomi dan keamanan.
Ketegangan politik baru-baru ini antara Pakistan dan Afghanistan juga telah menambah tantangan bagi salah satu keadaan pengungsi terbesar dan paling berkepanjangan di dunia itu, menurut PBB.
Tetapi pemimpin partai politik yang berkuasa di provinsi perbatasan Khyber Pakhtunkhwa (KP) dimana sebagian besar keluarga pengungsi Afghanistan bermukim, mengatakan bahwa usaha sedang dilakukan untuk memastikan “kenyamanan” bagi warga Afghanistan yang tinggal disana secara legal.
Ia mengatakan kepada VOA bahwa ia sendiri telah bertemu dan mengatur pertemuan antara dutabesar Afghanistan untuk Pakistan
Hazrat Omer Zakhilwal dan pemerintah provinsi dan kepala-kepala polisi untuk meninjau masalah, termasuk tuduhan gangguan dan pemerasan oleh polisi.
“Tidak meragukan bahwa orang-orang ini hidup dalam keadaan yang sengsara dan mereka berada di sana bukan karena kemauan mereka. Mereka datang ke Pakistan karena keadaan di Afghanistan dan tugas kami adalah memastikan bahwa mereka hidup senyaman yang dapat kita lakukan bagi kehidupan mereka,” kata Imran Khan, ketua partai Tehreek-e-Insaf Pakistan (PTI) yang memimpin koalisi yang berkuasa di provinsi itu.
Pejabat pengungsi PBB dan setempat menaksir masih ada kira-kira 3 juta orang pengungsi Afghanistan yang tinggal di Pakistan, termasuk kira-kira 1 juta orang Afghanistan yang illegal. Sebagian besar pengungsi telah tinggal di luar Afghanistan hampir 40 tahun setelah konflik dan penindasan di tanah air mereka. [gp]