Pasukan khusus Pakistan, Selasa (20/12), menyerbu sebuah pusat kontraterorisme di distrik barat laut yang terpencil untuk membebaskan beberapa petugas keamanan yang disandera awal pekan ini oleh sekelompok militan Taliban Pakistan yang ditahan di sana, kata sejumlah pejabat keamanan.
Operasi itu terjadi setelah para tahanan, yang ditahan selama bertahun-tahun di pusat kontraterorisme di Bannu, provinsi Khyber Pakhtunkhwa, berhasil merebut kendali dari para penjaga pada hari Minggu, merampas senjata mereka dan menyandera mereka. Pada hari Senin, seorang petugas di pusat tersebut dilaporkan dibunuh oleh para penyandera.
Pejabat Pakistan mencoba untuk bernegosiasi dengan para penyandera tetapi setelah lebih dari 40 jam upaya itu gagal. Pasukan khusus kemudian dikerahkan ke daerah itu untuk menyerbu kompleks tersebut, kata sejumlah pejabat keamanan dan intelijen tanpa merinci lebih jauh.
Pada Selasa sore (20/12), asap hitam tebal mengepul ke langit dari dalam kompleks itu, setelah terdengar dua ledakan. Tembakan sesekali bergema di area tersebut, kata para pejabat.
Belum jelas apa yang terjadi pada para sandera atau militan Taliban. Tidak ada juru bicara militer atau pemerintah yang segera tersedia untuk dimintai keterangan.
Sebelumnya, para pejabat mengatakan ada sekitar 30 militan Taliban yang terlibat dalam pengambilalihan kendali pusat tersebut. Para penyandera menuntut jalan yang aman ke bekas kubu kelompok militan itu.
Pengambilalihan pusat itu pada hari Minggu merupakan cerminan dari ketidakmampuan pemerintah untuk melakukan kontrol atas wilayah terpencil di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan.
Taliban Pakistan juga dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan atau TTP. Mereka terpisah tetapi bersekutu dengan Taliban Afghanistan yang merebut kekuasaan di negara tetangganya, Afghanistan, tahun lalu ketika pasukan AS dan NATO berada di pekan-pekan terakhir penarikan pasukan mereka dari negara itu setelah 20 tahun perang. [ab/uh]