Menteri Keuangan Pakistan, Muhammad Aurangzeb, mengatakan pada Minggu (28/7) bahwa dia telah terlibat dalam pembicaraan “sangat konstruktif” dengan rekannya dari China, terkait penjadwalan kembali utang Pakistan bernilai miliaran dolar kepada negara itu, tetapi dia menyatakan belum ada kemajuan segera terkait hal tersebut.
Islamabad telah meminta kepada Beijing, yang merupakan sekutu dekatnya, untuk menunda pembayaran utang dalam sektor energi yang setidaknya mecapai US$16 miliar dan memperpanjang jangka waktu bagi fasilitas peminjaman tunai sebesar $4 miliar, karena berbagai persoalan ekonomi yang dihadapi Pakistan dan cadangan devisanya yang berkurang.
Aurangzeb, segera setelah kembali dari kunjungan beberapa harinya ke negara tetangga itu, menggelar sebuah konferensi pers di ibu kota Pakistan, membagikan detail pertemuannya dengan Menteri Keuangan China, Lan Fo’an dan juga antara lain dengan gubernur bank sentral China.
“Kami mempresentasikan proposal reprofiling utang kepada mereka,” kata Aurangzeb tanpa merinci jumlahnya. Dia mengatakan bahwa pemerintahnya mencoba untuk menjadwal ulang utang bagi 10 proyek terkait energi di Pakistan yang dibiayai oleh China.
BACA JUGA: Para Pedagang Akhiri Protes 9 Bulan di Perbatasan Pakistan-Afghanistan“Kita harus membahas proyek demi proyek dan bekerja dengan bank sentral di China. Kita juga menunjuk penasehat lokal di China, alih-alih memimpin proses ini dari Islamabad,” tambah menteri tersebut.
Aurangzeb mengatakan bahwa selain dengan China, Pakistan juga melakukan pembicaraan dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam upaya memperpanjang jangka waktu fasilitas pinjaman tunai yang masing-masing bernilai $5 miliar dan $3 miliar.
Dia menyatakan bahwa pemerintahnya yakin dapat mengamankan upaya perpanjangan yang penting tersebut sebelum pertemuan dengan badan eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF), yang digelar untuk memberikan persetujuan akhir bagi pinjaman yang baru dinegosiasikan untuk Islamabad sebesar $7 miliar.
“Saya ingin meyakinkan Anda, bahwa pembiayaan dan jaminan eksternal akan segera hadir, antara saat ini dan persetujuan dewan IMF,” kata menteri itu lagi.
Badan pemberi utang global yang berbasis di Washington itu mengumumkan sebelumnya pada Juli bahwa mereka telah mencapai kesepakatan awal dengan Pakistan untuk pinjaman $7 miliar selama 37 bulan di bawah pengaturan Fasilitas Perpanjangan Pendanaan IMF. [ns/ka]