Militer Pakistan, Rabu (22/5) mengatakan bahwa operasinya melawan peningkatan serangan teroris baru-baru ini dari Afghanistan, dan upaya infiltrasi militan lintas perbatasan, telah mengakibatkan tewasnya hampir 30 “teroris” dalam sebulan terakhir.
Pengumuman itu disampaikan sehari setelah kelompok riset AS mengatakan dalam sebuah laporan bahwa “Afghanistan telah menjadi tempat berkembang biaknya kegiatan teroris” sejak Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021.
Saat menyampaikan rincian aksi kontraterorisme yang tengah berlangsung, militer Pakistan mengatakan bahwa serangan mereka terfokus pada bagian-bagian provinsi perbatasan Khyber Pakhtunkhwa dan Baluchistan. Muliter negara itu menyebutkan bahwa salah satu operasi seminggu yang lalu juga menyebabkan kematian seorang mayor angkatan darat.
“Akhir-akhir ini, Pakistan telah menyaksikan lonjakan insiden teroris yang beriperasi dari wilayah Afghanistan, di mana teroris dari Afghanistan berupaya menyusup melalui perbatasan Pakistan-Afghanistan dan menarget pasukan keamanan serta warga sipil yang tidak bersalah,” kata pernyataan itu.
Islamabad memperbarui seruannya kepada Kabul “untuk memastikan pengelolaan perbatasan yang efektif” di pihak Afghanistan, dengan mengatakan pemerintah Taliban “diharapkan memenuhi kewajibannya dan menolak penggunaan tanah Afghanistan oleh teroris untuk melanggengkan aksi terorisme terhadap Pakistan.”
Belum ada reaksi langsung dari otoritas de facto Afghanistan terhadap pernyataan Pakistan tersebut. Taliban telah menolak tuduhan sebelumnya, dengan mengatakan mereka tidak mengizinkan siapa pun menggunakan wilayah Afghanistan untuk mengancam negara-negara tetangga atau lebih jauh lagi.
Pakistan menyatakan bahwa buronan komandan dan kombatan Tehrik-i-Taliban Pakistan, atau TTP, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris global, menggunakan tempat berlindung di Afghanistan untuk melancarkan serangan mematikan lintas perbatasan terhadap warga Pakistan, termasuk pasukan keamanan.
Center for a New American Security yang bermarkas di Washington, yang merilis laporannya pada hari Selasa (21/5) mengatakan TTP dan kelompok militan regional lainnya “aktif dan menghadapi sedikit kendala dalam aktivitas mereka dari Taliban, yang memiliki keyakinan ideologis yang sama dengan mereka.”
Studi tersebut memperingatkan bahwa ancaman teroris yang berasal dari Afghanistan “semakin meningkat dan afiliasi ISIS yang berbasis di Afghanistan, ISIS-Khorasan, atau IS-K, “merupakan kekhawatiran utama internasional.”
Pada tanggal 10 Mei, Amerika Serikat menjadi tuan rumah dialog kontraterorisme bilateral dengan Pakistan, di mana kedua negara sepakat untuk mengintensifkan kolaborasi dalam perang melawan TTP dan IS-K.
Pernyataan bersama pasca-pertemuan itu mengatakan kedua negara “mengakui bahwa kemitraan untuk melawan” TTP dan IS-K serta kelompok teroris regional lainnya “akan meningkatkan keamanan di kawasan dan membantu” mengatasi ancaman terorisme transnasional.” [lt/ab]