Pakistan Larang Keberadaan Kelompok Syiah yang Rekrut dan Kirim Remaja ke Suriah

Bendera Pakistan berkibar di sebuah pos pengintai di Islamabad, Pakistan, pada 27 Juli 2022. (Foto: AP)

Pakistan melarang seluruh aktivitas kelompok militan Syiah yang didukung Iran, dan diduga telah merekrut dan mengirim anak-anak muda Pakistan untuk bertempur di Suriah.

Arahan Kementerian Dalam Negeri, sebagaimana dilihat VOA pada Kamis (10/3), mengidentifikasi kelompok militan yang dimaksudkan adalah Zaynabiyoun Brigade.” Seorang pejabat yang tidak dikutp namanya karena tidak berwenang memberi keterangan pers kepada publik, mengkonfirmasi keotentikan perintah pada 29 Maret lalu, dan memasukkan Zaynabioun Brigade dalam daftar 79 organisasi yang diawasi pemerintah.

Amerika pada 2019 mengkategorikan Zaynabioun Brigade sebagai organisasi teroris, dengan mengatakan organisasi itu terdiri dari sejumlah warga negara Pakistan, dan menyediakan “dukungan materi” kepada Korps Garda Revolusioner Iran atau IRGC.

BACA JUGA: Muslim Syiah di Irak, Lebanon, Pakistan Peringati Asyura

Kelompok ini dilaporkan telah memobilisasi para pejuang di Pakistan dan juga pengungsi Pakistan di Iran, di mana IRGC melatih mereka untuk operasi dalam perang saudara Suriah yang berkecamuk pada 2011.

Departemen kontra-terorisme di Provinsi Sindh, di selatan Pakistan, pada Januari lalu melaporkan telah menangkap seorang tersangka Zaynabiyoun Brigade. Mereka mengatakan laki-laki yang ditangkap itu telah memainkan peran penting dalam upaya pembunuhan seorang ulama terkemuka.

Serangan terhadap Mufti Muhammad Taqi Usmani di ibu kota Karachi pada 2019 itu menewaskan dua penjaga keamanannya dan melukai rekan ilmuwan itu. Tetapi ulama yang menjadi target itu selamat.

Para pejabat Pakistan mengatakan warga negara mereka yang dilatih untuk bertempur di Suriah telah kembali ke tanah air, dan menimbulkan ancaman keamanan di negara dengan sejarah persaingan sengit ekstremis dari mayoritas penduduk Muslim Sunni dan komunitas minoritas Syiah. Kekerasan sectarian yang telah menewaskan ribuan orang itu kini mulai reda. [em/ah]