Pakistan: Perdamaian antara Afghanistan dan Taliban Masih Mungkin Tercapai

  • Ayaz Gul

Pejabat Pakistan Sartaj Aziz (kiri) dengan Menteri Energi Afghanistan Ismail Khan di Islamabad, Pakistan (foto: dok).

Seorang pejabat tinggi Pakistan mengatakan, suatu perjanjian damai antara Afghanistan dan Taliban masih mungkin dicapai asalkan Afghanistan bersikap melentur.
Pimpinan Taliban diduga bersembunyi di Pakistan dan kabarnya mengarahkan pemberontakan di Afghanistan dengan bantuan unsur-unsur di dalam militer Pakistan. Islamabad menyangkal punya sangkut-paut dengan pemberontakan meskipun membantu Taliban naik kepada kekuasaan di Kabul tahun 1990-an.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai sudah lama mendesak Pakistan agar menggunakan pengaruhnya pada Taliban supaya mau berunding. Tetapi Taliban tetap tidak mau berunding sebelum pasukan asing keluar dari Afghanistan.

Ada kekhawatiran yang semakin kuat alat keamanan Afghanistan barangkali tidak bakal sanggup mencegah Taliban merebut kembali kekuasaan purna tahun 2014 apabila sebagian besar pasukan internasional sudah ditarik keluar dari Afghanistan. Berbicara di Islamabad hari Minggu, penasihat keamanan dan luar negeri Pakistan, Sartaj Aziz mengemukakan suatu perjanjian damai dengan Afghanistan masih bisa dicapai.

"Taliban sudah menegakkan kekuasaannya di sebagian wilayah Afghanistan," ujar Aziz. Tetapi Pakistan menurutnya, menilai Taliban tidak bakal dapat merebut kembali kekuasaan di seluruh negeri setelah pasukan asing bertahap keluar dari sana. Kembali Aziz berkata begini :

Aziz mengatakan ada sekitar 350.000 aparat keamanan Aliansi Utara Afghanistan anti-Taliban juga bertambah kuat. Jadi, Taliban juga akan mencari jalan keluar untuk mengakhiri konflik lewat proses rekonsiliasi politis. Ia menganjurkan pemerintah Afghanistan mau melentur dengan mengajukan tawaran yang bisa menarik Taliban turut dalam proses perdamaian.

Sementara itu, Aziz mengemukakan pilihan menggunakan kekuatan militer dalam mengatasi masalah militansi di Pakistan tetap terbuka. Ia mengingatkan bahwa militansi tersebut telah menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup Pakistan.

Delegasi pemerintah Pakistan yang beranggotakan empat orang pekan lalu membuka putaran baru pembicaraan damai dengan sekelompok pemuka masyarakat yang dipilih Taliban sebagai delegasi perundingnya.