Militer Pakistan berada dalam siaga tinggi di Kashmir, Senin (21/12), setelah perdana menterinya memperingatkan India agar tidak melakukan operasi “terselubung'' di wilayah yang disengketakan setelah kendaraan PBB di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan diserang.
Pakistan menyalahkan India atas serangan hari Jumat itu. Pakistan menuding India dengan sengaja melakukan serangan itu untuk mempermalukan Islamabad dan merusak hubungannya dengan komunitas internasional. India membantah tuduhan tersebut. Dua pengamat PBB yang berada di dalam kendaraan yang diserang itu lolos tanpa cedera.
“Saya menegaskan kepada komunitas internasional, jika India secara sembrono melakukan operasi terselubung terhadap Pakistan, Pakistan akan menanggapinya secara keras dan setimpal,” kata Perdana Menteri Imran Khan melalui cuitannya di Twitter, Minggu.
Pakistan mengatakan serangan terhadap kendaraan PBB itu disengaja, karena kendaraan seperti itu ditandai dengan jelas dan “dapat dikenali bahkan dari jarak jauh''. Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan mereka memiliki “informasi yang dapat dipercaya bahwa India berencana melancarkan serangan terselubung'' untuk mengalihkan perhatian dunia dari persoalan-persoalan domestiknya. “Jika itu terjadi, Pakistan akan menggunakan haknya untuk membela diri,'' katanya dalam surat kepada PBB.
PBB mengukuhkan insiden hari Jumat itu dan mengatakan bahwa insiden tersebut sedang diselidiki.
Anurag Srivastava, juru bicara Kementerian Luar Negeri India, mengatakan tuduhan Pakistan telah diselidiki secara rinci dan terbukti tidak benar. Ia mengatakan pasukan India mengetahui kehadiran para pengamat PBB dan tidak melepaskan tembakan. “Pakistan seharusnya secara bertanggung jawab menyelidiki kesalahannya, bukan mengulangi tuduhan tak berdasar dan dibuat-buat terhadap India untuk menutupi kegagalannya sendiri dalam memastikan keselamatan dan keamanan personel PBB di wilayahnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA: Pakistan Tuduh India Rencanakan Serangan Militer Lintas PerbatasanKedua negara bersenjata nuklir itu bersaing sengit, dan telah berperang tiga kali sejak memperoleh kemerdekaan dari pemerintahan Inggris pada tahun 1947, dua di antaranya mengenai Kashmir.
Wilayah Kashmir terbagi antara India dan Pakistan, namun keduanya sama-sama mengklaimnya secara keseluruhan.
Kedua pihak sering melakukan baku tembak melintasi Garis Kontrol yang dijaga ketat di Kashmir. Kedua negara saling tuduh bahwa pihak lain secara rutin melanggar gencatan senjata tahun 2003. [ab/ka]