PM Pakistan Imran Khan, Selasa (25/9), memperingatkan kemungkinan terjadinya perang antara negaranya dan India terkait apa yang disebutnya penindasan brutal India di wilayah Kashmir yang disengketakan.
Kedua negara bertetangga yang sama-sama memiliki senjata nuklir ini mengalami pertikaian yang memburuk sejak 5 Agustus lalu, setelah PM India Narendra Modi mencabut sebagian hak otonomi kawasan Kashmir yang dikuasai India.
BACA JUGA: PM India Bela Keputusan Cabut Status Semi-Otonomi Wilayah KashmirPihak berwenang India memberlakukan larangan ke luar masuk yang diawasi militer, dan mengisolasi penduduk di sana dari semua bentuk komunikasi dan internet. India dan Pakistan sudah tiga kali terlibat perang, dan dua di antara perang-perang itu menyangkut Kashmir.
“Selama 50 hari, orang-orang Kashmir diawasi ketat sekitar 900.000 tentara India,“ kata Khan. Pihak berwenang India, katanya, juga melakukan penangkapan massal, membuat rumah-rumah sakit tidak bisaberfungsi, dan menutup informasi ke dalam dan ke luar kawasan itu.
“Delapan juta orang dalam penjara terbuka merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Khan. “Kekhawatiran terbesar saya adalah apa yang terjadi jika larangan ke luar masuk itu dicabut? Dengan 900 .000 tentara di sana, bukan tidak mungkin akan terjadi pembantaian massal.”
Kebanyakan warga Kashmir tidak menyukai keberadaan tentara India, dan berpihak ke Pakistan. Modi mengatakan, langkah-langkah baru di Kashmir perlu diberlakukan untuk meredam kelompok-kelompok separatis. [ab/uh]