Hancurnya bendungan Kakhovka di Ukraina akan berdampak bencana dalam menemukan ranjau darat di wilayah yang terimbas banjir, Palang Merah Internasional memperingatkan Rabu (7/6).
"Kami tahu di mana bahayanya," kata Erik Tollefsen, kepala Unit Kontaminasi Senjata di Komite Palang Merah Internasional (ICRC). "Kini kami tidak tahu. Yang kami tahu adalah ranjau-ranjau itu berada di suatu tempat di hilir," katanya.
"Ini adalah kekhawatiran yang besar mengingat hal ini tidak hanya berdampak pada para warga saja, namun juga kepada pihak-pihak yang ingin datang membantu," tambahnya.
Tollefsen berbicara di saat ICRC mempresentasikan drone baru yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menemukan ranjau dan sisa bahan peledak perang lainnya melalui panas yang dipancarkan.
BACA JUGA: Banjir dari Waduk PLTA Kakhovka yang Rusak Ancam PLTN Zaporizhzhia di UkrainaDrone tersebut suatu hari dapat digunakan di Ukraina.
Dalam beberapa bulan terakhir, ICRC telah membantu operasi pembersihan ranjau di Ukraina, memetakan dan menandai ladang ranjau serta menyediakan pelatihan dan peralatan, kata Tollefsen.
"Kini semuanya hanyut," tambahnya.
Bendungan Kakhovka di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia hancur pada Selasa (6/6). Air membanjiri puluhan desa dan bagian kota terdekat dan memicu kekhawatiran akan adanya bencana kemanusiaan.
ICRC mencatat, banjir tidak akan merusak atau menonaktifkan ranjau-ranjau. Namun, mereka akan menimbulkan ancaman dalam puluhan tahun mendatang. ICRC tidak tahu berapa banyak ranjau yang terendam atau hanyut oleh banjir. [ka/rs]