Para pejabat Palestina, Selasa (3/12), mengatakan Fatah dan kelompok militan Hamas hampir mencapai kesepakatan mengenai rencana untuk mengelola Gaza pasca perang.
Rencana tersebut akan membuat Fatah, yang memerintah sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel, dan Hamas, yang telah menguasai Gaza sejak 2007, bersama-sama menunjuk sebuah komite yang terdiri dari 15 teknokrat yang independen secara politik untuk mengelola Jalur Gaza.
Para pejabat tersebut mengatakan bahwa rencana tersebut akan dilakukan setelah kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
Pembicaraan berbulan-bulan yang ditengahi oleh Amerika Serikat, Mesir dan Qatar yang bertujuan untuk menghentikan pertempuran di Gaza belum menghasilkan kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Para pejabat Amerika Serikat dan pejabat-pejabat lainnya menyampaikan harapan mereka dalam beberapa hari terakhir ini, bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon dapat membantu mendorong upaya-upaya gencatan senjata di Gaza.
Israel Katz, Menteri Pertahanan Israel, Selasa (3/12) mengatakan jika gencatan senjata gagal, maka militer Israel akan memperluas aksinya di Lebanon
“Jika selama ini kami membedakan antara Lebanon dan Hizbullah, maka hal itu tidak akan terjadi lagi,” kata Katz dalam sebuah kunjungan ke perbatasan utara Israel.
Kesepakatan gencatan senjata itu menyerukan agar Israel menarik pasukannya dari Lebanon dan Hizbullah memindahkan para pejuangnya dari perbatasan. Militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB akan berpatroli di zona penyangga di antara kedua belah pihak. [my/ns]