Otoritas Palestina, Kamis (12/5), menolak permintaan Israel untuk mengadakan penyelidikan bersama mengenai tewasnya jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, dengan mengatakan pihaknya tidak akan menyerahkan peluru yang membunuhnya untuk analisis balistik.
Hussein Al Sheikh, seorang ajudan senior Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa Palestina akan melakukan penyelidikan independen sendiri dan bahwa semua pihak akan diberitahu tentang hasil penyelidikan itu secara sangat transparan.
Abu Akleh, seorang jurnalis perempuan berpengalaman Al Jazeera, tertembak dan tewas pada hari Rabu saat meliput penggerebekan oleh militer Israel di Tepi Barat. Al Jazeera dan dua wartawan yang kebetulan bersama Abu Akleh saat kejadian menyalahkan pasukan Israel.
Para pejabat Israel pada awalnya menyatakan bahwa Abu Akleh mungkin tewas karena tembakan militan, tetapi beberapa hari kemudian mengubah pernyataan dengan mengatakan belum ada kesimpulan akhir.
Kematiannya ditanggapi dengan curahan kesedihan di Tepi Barat. Jenazahnya akan dibawa ke markas besar Otoritas Palestina di Ramallah pada hari Kamis sebelum dibawa ke Yerusalem untuk dimakamkan pada hari Jumat.
Insiden itu memicu kecaman dari seluruh dunia. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres menyerukan “penyelidikan yang independen dan transparan'' untuk memastikan mereka yang bertanggung jawab diadili.
BACA JUGA: Jurnalis Al-Jazeera Tewas oleh Pasukan Israel dalam Serangan di Tepi BaratMenteri pertahanan Israel, Benny Gantz, Rabu (11/5), menjanjikan penyelidikan, dengan mengatakan bahwa ia sudah menghubungi sejumlah pejabat AS dan Palestina dan mengharapkan kerja sama antara Israel dan Palestina.
''Kami sedang mencoba untuk mencari tahu persis apa yang terjadi,'' katanya. ''Saya belum punya kesimpulan akhir.''
Kematian Abu Akleh memicu sorotan baru terhadap sistem peradilan militer Israel, yang saat ini sedang dievaluasi Mahkamah Kejahatan Internasional sebagai bagian dari penyelidikan kejahatan perang. Insiden ini juga semakin meregangkan hubungan yang tidak akrab antara militer Israel dan media internasional.
Abu Akleh, 51, adalah sosok yang dihormati di Timur Tengah. Ia terkenal karena liputannya di Al Jazeera Arab tentang realitas keras pendudukan militer Israel atas Palestina, yang sekarang memasuki tahun ke-55. Ia juga tercatat sebagai warga negara AS. [ab/uh]