Pameran kolesi foto-foto hasil bidikan Paul McCartney yang saat ini terpajang di Galeri Potret Nasional di Inggris, diberi judul “Paul McCartney Photographs 1963-1964: Eyes of the Storm.
Direktur galeri Nicholas Cullinan mengatakan koleksi tersebut memberikan kesempatan bagi para penggemar untuk melihat Beatlemania atau kehebohan para fans terhadap the Beatles, serta mengetahui lebih dalam dari sisi the Beatles.
Pada tahun 2020, Paul McCartney mengumpulkan 1.000 foto yang terlupakan, yang diambilnya pada tahun 1963 dan 1964, saat keempat personil Inggris yang kerap disebut Fab Four ini berubah dari selebritas Inggris yang sedang naik daun, menjadi mega bintang.
Dia dan timnya bertanya kepada Galeri Potret Nasional, apakah mereka tertarik untuk memajangnya.
Koleksi ini mencakup 250 foto yang diambil di Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat. Foto-foto ini mengikuti perjalanan The Beatles, mulai dari ruang ganti yang suram di teater-teater yang terletak di berbagai provinsi, hingga pertunjukan di stadion dan hotel mewah.
Rosie Broadley, yang mengkurasi koleksi tersebut, mengatakan bahwa galeri tersebut segera menyadari bahwa harta karun itu bukan hanya hasil jepretan kamera menarik yang diambil oleh orang terkenal.
"Foto-foto dalam pameran itu hanya mencakup periode tiga bulan. Jadi dari November 1963 hingga Februari 1964 yang, meskipun tampaknya dalam waktu yang sangat singkat, semuanya berubah untuk The Beatles. Dan orang-orang juga membahas tentang bagaimana segala sesuatu berubah secara budaya," ujar Rosie Broadley kepada Associated Press.
Koleksi foto yang ditampilkan pada pamerain ini dimulai pada bulan Oktober tahun 1963, tak lama setelah Paul McCartney memperoleh kamera Pentax 35 mm. Gambar awal termasuk potret orang tua, pacar, kru dan kolega, termasuk manajer The Beatles, Brian Epstein.
Rosie Broadley mengatakan mereka menggambarkan "periode pasca perang di Inggris" lewat konser di tempat-tempat seperti Cheltenham Odeon dan pertunjukan Natal selama 16 malam di teater Finsbury Park Astoria di London.
Pada Januari 1964, McCartney membawa kameranya bersama bandnya ke Paris. Selama di sana, The Beatles mengetahui bahwa lagu mereka "I Want to Hold Your Hand" adalah hit nomor 1 di Amerika Serikat. Mereka lalu pergi ke New York untuk tampil di "The Ed Sullivan Show," di hadapan sekitar 73 juta orang.
Pameran yang menampilkan foto-foto saat mereka di Amerika Serikat, periode yang semakin hingar bingar untuk grup tersebut. Banyak gambar yang diambil dari pesawat, kereta api, dan mobil yang dikemudikan sopir saat mereka melakukan perjalanan ke New York, Washington, dan Miami.
Satu bidikan kamera Paul yang mencolok diambil melalui jendela belakang mobil, saat orang-orang mengikuti sambil mengejar mereka di jalanan kota Manhattan, yang menjadi adegan ikonik di film fitur pertama the Beatles, “A Hard Day’s Night,” yang dibuat akhir tahun itu.
Paul McCartney juga mengambil gambar seorang gadis yang ia lihat melalui jendela kereta dan petugas di bandara Miami yang tengah bercanda dengan bandnya.
Perhentian terakhir band adalah Miami, di mana Paul McCartney beralih ke film berwarna. Gambar menunjukkan John, Paul, George dan Ringo berenang, bermain ski air, bahkan memancing. Dari jendela hotel, Paul memotret para penggemar yang menulis "I love Paul" atau “saya cinta Paul” dalam huruf besar di atas pasir.
Pameran ini mencakup penjelasan bagi pengunjung yang hidup di era digital mengenai dunia fotografi 35 mm, bagaimana memasukkan dan menggulung film, dan ketidakpastian tentang hasil gambar yang diambil, hingga cara mencuci film.
Paul menghabiskan waktu berjam-jam berbicara dengan para kurator tentang foto dan memorinya saat mereka mempersiapkan pameran.
Rosie Broadley mengatakan, hasil foto-foto Paul sangat bagus.
"Paul memang memiliki indra visual yang sangat bagus dan mata seperti seorang fotografer. Meskipun Paul akan bilang kalau dia bukanlah fotografer professional, tetapi dia benar-benar tertarik dengan fotografi," tambahnya.
Pameran foto-foto Paul McCartney berlangsung di Galeri Potret Nasional di London hingga 1 Oktober mendatang. [di/au]