Sejumlah warga yang tinggal di Desa Ionia, di Kasilof, Alaska memanen rumput laut mereka di Homer. Salah seorang di antaranya Ann Ohn Bar.
"Satu hal yang saya sukai tentang hari memanen rumput laut, yang telah saya lakukan sejak masih anak-anak adalah hal itu menyatukan seluruh komunitas." katanya.
Agam Ohn-Bar, seorang warga lainnya, mengatakan, rumput laut merupakan sumber energi yang besar, yakni sumber energi nabati.
Eliza Eller, menjelaskan, Ionia yang dibentuk 30 tahun lalu seperti tempat bagi mereka untuk berlindung dengan aman. Sejumlah warganya pernah bertemu sebelumnya sewaktu bergabung dalam gerakan diet makrobiotik di Boston.
Diet makrobiotik adalah cara hidup yang memandu pilihan seseorang akan nutrisi, aktivitas dan gaya hidup. Ini merupakan gaya hidup yang mendorong keselarasan antara tubuh, pikiran dan planet.
Kata makrobiotik berasal dari bahasa Yunani. Makros berarti besar atau panjang, bios berarti hidup sedangkan thike artinya teknik atau seni. Pada dasarnya, mikrobiotik adalah “seni berumur panjang”.
Makanan yang disantap dalam diet ini antara lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian utuh, sayuran dan sayuran daun hijau, makanan fermentasi, rumput laut, sayuran dan ikan laut.
Eliza mengungkapkan, ketika bertemu di Boston, mereka memiliki kesamaan yaitu sulit untuk berkembang dan bertahan di dunia modern. Jadi ia dan teman-temannya itu memutuskan untuk menciptakan sebuah desa kecil di mana warga menyantap makanan yang sederhana, terlibat langsung dengan alam, dan belajar bersikap lebih baik satu sama lain.
BACA JUGA: Australia Lakukan Uji Coba untuk Tingkatkan Produksi Rumput Laut di PasifikDengan demikian, sesama warga dapat menerima dukungan yang diperlukan dan pada akhirnya menciptakan sebuah dunia yang lebih layak untuk ditinggali serta untuk membesarkan anak-anak mereka.
Eliza mengungkapkan asal mula terciptanya desa kecil Ionia.
"Kami memiliki impian tentang kampung di kawasan perdesaan. Namun kami adalah orang-orang yang terbiasa tinggal di kota besar. Kami tidak tahu cara mewujudkannya. Kami tidak memiliki uang," katanya.
"Kami mendengar ada lahan gratis di Alaska. Juga kami mendengar tentang Dana Permanen Alaska, yaitu sejumlah kecil uang untuk setiap orang yang diberikan setiap tahun. Beberapa di antara kami punya ide gila untuk pergi ke Alaska dan mencoba membangun homestead. Jadi saya seperti dipaksa untuk pindah ke tempat ini. Namun saya datang juga dan setelah beberapa tahun, saya mencintai tempat ini," imbuh Eliza.
Your browser doesn’t support HTML5
Homestead yang disebut Eliza adalah tempat tinggal dan tanah yang diberikan oleh pemerintah, biasanya seluas 160 hektare bagi warga Amerika yang ingin menetap dan bertani di atas tanah tersebut selama sedikitnya lima tahun.
Namun tanah yang dimiliki Eliza Eller dan kelompoknya tidak diperoleh secara gratis. Mereka harus membayar uang muka sebesar 300 dolar dan cicilan sebesar 300 dolar setiap bulan.
Bagi warga Ionia, kehidupan menjadi berbeda dan terasa lebih menyenangkan. Setidaknya itu yang dikatakan Eliza. [lj/uh]