Pangkalan Udara NATO di Jerman Tingkatkan Level Keamanan

Seorang pegawai NATO memeriksa sebuah pesawat sebelum pesawat tersebut lepas landas untuk misi latihan dari pangkalan udara di Geilenkirchen, Jerman, pada 16 April 2014. (Foto: Reuters/Francois Lenoir)

Pangkalan udara NATO di Kota Geilenkirchen, Jerman, telah meningkatkan level keamanannya “berdasarkan informasi intelijen yang mengindikasikan adanya potensi ancaman,” kata pangkalan itu pada Kamis (22/8) malam.

“Semua staf untuk misi yang tidak esensial telah dipulangkan sebagai langkah pencegahan,” kata pangkalan itu dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X tanpa merincinya. “Keselamatan staf kami merupakan prioritas utama kami. Operasi terus berlanjut sesuai rencana.”

Seorang juru bicara untuk pangkalan di Geilenkirchen itu mengatakan level peringatan telah dinaikkan ke level Charlie, yang merupakan level peringatan kedua tertinggi dari empat level peringatan. Level Charlie dideskripsikan sebagai "sebuah insiden yang telah terjadi atau pihak intelijen telah menerima laporan bahwa beberapa bentuk aksi teroris terhadap NATO atau anggotanya kemungkinan besar akan terjadi."

Ini adalah kedua kalinya pangkalan yang menampung armada pesawat pengintai AWACS NATO meningkatkan level keamanan setelah insiden pekan lalu, saat sebuah pangkalan militer di Cologne (Köln) di dekatnya ditutup untuk sementara selagi pihak berwenang menyelidiki kemungkinan adanya sabotase terhadap pasokan air di sana.

BACA JUGA: Kapal Perang Jerman Tunggu Perintah untuk Seberangi Selat Taiwan

Pada hari yang sama, pangkalan di Geilenkirchen juga melaporkan upaya penerobosan yang memicu penyisiran menyeluruh di sekitar tempat itu.

Terkait dugaan sabotase di pangkalan di Köln, militer Jerman kemudian menyatakan semuanya aman, dengan mengatakan bahwa hasil tes menunjukkan air keran di sana tidak terkontaminasi.

Pada masa lalu, NATO telah memperingatkan tentang aktivitas permusuhan yang dilakukan Rusia, termasuk tindakan sabotase dan serangan siber. Rusia telah berulang kali menuduh NATO mengancam keamanannya.

Pada Juli lalu, Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi militer Barat itu melihat adanya pola yang terus berkembang dan bahwa berbagai serangan belakangan ini merupakan dampak dari intelijen Rusia yang semakin aktif.

Beberapa insiden di teritori NATO telah dianggap mencurigakan oleh para analis dalam beberapa tahun belakangan, di antaranya adalah putusnya kabel bawah laut penting yang menghubungkan Svalbard ke daratan Norwegia pada tahun 2022. [uh/ka/rs]