Beberapa panglima angkatan udara negara-negara Asia Tenggara tidak akan menghadiri pertemuan yang diketuai penguasa militer Myanmar pekan depan, kata sejumlah pejabat kepada kantor berita AFP, memperdalam pengucilan junta militer Myanmar di kawasan ketika mereka kesulitan menghadapi perlawanan.
Konferensi Panglima Angkatan Udara ASEAN digelar setiap tahun untuk mempertemukan para pemimpin angkatan udara dari 10 negara anggota blok tersebut untuk membahas kerja sama di bidang pertahanan, memerangi ekstremisme dan bantuan kebencanaan.
Myanmar, yang menjadi tuan rumah saat ini, akan menggelar pertemuan itu pekan depan. Akan tetapi, setidaknya tiga negara ASEAN mengatakan kepada AFP bahwa mereka tidak akan mengirimkan pejabat tinggi mereka ke pertemuan tersebut.
BACA JUGA: Jokowi: ASEAN Tak Akan Tersandera Konflik MyanmarJunta militer Myanmar dituduh melakukan kejahatan perang dengan melancarkan serangan udara menggunakan pesawat jet tempurnya, yang sebagian besarnya buatan China dan Rusia, untuk mendukung tentara angkatan daratnya dalam menghadapi pihak lawan yang menentang kudeta pada 2021.
Panglima angkatan udaranya, Htun Aung, yang akan memimpin pertemuan tersebut, telah dijatuhi sanksi oleh AS dan Inggris.
Kepala angkatan udara Filipina, Malaysia dan Indonesia tidak akan menghadiri pertemuan tersebut, kata para pejabat kepada AFP.
Panglima AU Malaysia tidak akan hadir, kata seorang juru bicara, sementara panglima Filipina akan mengirimkan pesan video kepada panglima Myanmar, alih-alih hadir secara langsung.
Kepala Staf AU Indonesia “tidak akan hadir dan tidak akan mengirimkan orang lain untuk mewakilinya,” kata juru bicara AU, Agung Sasongkojati, kepada AFP, tanpa menjelaskan alasannya.
Pada konferensi tingkat tinggi pekan ini, ASEAN menuduh junta menarget warga sipil dalam konflik sengit yang dipicu oleh kudeta. Junta juga dituduh mengabaikan rencana perdamaian yang disepakati dengan blok itu untuk mengakhiri kekerasan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, “Tidak ada kemajuan yang signifikan” dalam upaya mewujudkan lima poin konsensus yang disepakati dengan junta lebih dari dua tahun lalu.
Junta Myanmar mengecam penilaian tersebut sebagai "penilaian sepihak".
BACA JUGA: Jokowi: Butuh Usaha Taktis dan “Extraordinary” untuk Implementasikan Lima Poin Konsensus MyanmarASEAN telah melarang pejabat junta menghadiri pertemuan-pertemuan tingkat tinggi karena mereka menolak terlibat dalam rencana perdamaian dan berkomunikasi dengan lawan-lawan mereka.
Panglima Angkatan Udara Kamboja Soeng Samnang menolak menjawab apakah akan hadir atau tidak, sementara kementerian pertahanan negara itu juga tidak dapat dihubungi untuk dimintai tanggapan.
Angkatan udara Singapura, Brunei dan Vietnam tidak merespons permohonan tanggapan.
Akan tetapi, kepala angkatan udara Thailand akan menghadiri pertemuan tersebut, kata pejabat kementerian pertahanan kepada AFP.
Meski ASEAN telah menghentikan sementara pertemuan-pertemuan tingkat tinggi dengan jenderal-jenderal Myanmar, Thailand telah menggelar pertemuan bilateral sendiri dengan pihak junta dan pemimpin demokrasi Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, beberapa bulan terakhir dan semakin memecah blok kawasan tersebut.
Kelompok pegiat Justice for Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pertemuan angkatan udara ASEAN akan “merusak komitmennya sendiri untuk mengatasi krisis di Myanmar.” [rd/jm]