Tiga belas aktivis yang menjadi penyelenggara acara renungan bulan lalu untuk memperingati tragedi berdarah Lapangan Tiananmen 1989 tampil di pengadilan Hong Kong, Senin (13/7), atas dakwaan menghasut orang-orang untuk berpartisipasi dalam pertemuan ilegal.
Mereka yang diadili termasuk Lee Cheuk-Yan, Ketua Aliansi Dukungan Hong Kong bagi Gerakan Patriotik dan Demokrasi di China, dan Jimmy Lai, pendiri surat kabar Apple Daily.
Acara renungan itu sendiri sebetulnya merupakan kegiatan tahunan. Polisi mengatakan, pelaksanaannya pada tahun ini dilarang karena wabah virus corona. Namun, larangan itu tidak mencegah para aktivis penyelenggara untuk hadir di lokasi biasanya, Taman Victoria, sehingga diikuti ribuan pendukung mereka. Beberapa hari kemudian mereka didakwa menghasut orang-orang untuk berpartisipasi dalam aksi protes yang dilarang itu.
“Hari ini kami diadili, tapi kami yakin, pemerintah dan polisi Hong Kong yang seharusnya diadili karena menindas hak kami untuk berkabung pada 4 Juni lalu,” kata Lee. “Ini merupakan pengabaian sepenuhnya atas hak-hak kami yang dijamin konstitusi.”
Saat tampil di gedung pengadilan, kelompok aktivis itu mengusung poster-poster dan spanduk-spanduk yang bertuliskan kecaman terhadap penindasan politik dan larangan pemerintah atas acara renungan itu.
Mereka juga menyempatkan diri untuk menggelar aksi diam sejenak untuk memperingati kematian Liu Xiaobo, seorang pembangkang China yang meninggal akibat kanker hati pada 2017 sewaktu menjalani 11 tahun hukuman penjara karena dinyatakan bersalah telah mengkhianati negara. [ab/uh]