Apakah pembekuan larva karang dapat membantu menghidupkan kembali terumbu yang terancam oleh perubahan iklim?
Para ilmuwan yang berupaya melestarikan Great Barrier Reef di Australia telah berhasil menguji coba sebuah metode kriopreservasi baru. Kriopreservasi adalah proses pengawetan organel, sel, jaringan, atau konstruksi biologis lainnya dengan mendinginkan sampel pada suhu yang sangat rendah.
“Namanya teknologi jala modern, yang memungkinkan Anda untuk melakukan pembekuan dan pencairan dengan sangat cepat.”
Para ilmuwan berpacu dengan waktu untuk melindungi terumbu karang di seluruh dunia karena kenaikan suhu laut menyebabkan ketidakstabilan ekosistem yang rapuh.
BACA JUGA: Australia Akan Lindungi Great Barrier Reef dengan Larang Tambang Batu BaraGreat Barrier Reef sendiri telah mengalami empat kali peristiwa pemutihan dalam tujuh tahun terakhir.
Karang yang dibekukan secara kriogenik dapat disimpan dan nantinya dilepasliarkan kembali, akan tetapi prosesnya saat ini memerlukan peralatan canggih termasuk laser.
Para ilmuwan mengatakan, ‘jala krio’ baru yang ringan dapat diproduksi dengan harga murah dan menjaga terumbu karang dengan lebih baik.
Dalam uji laboratorium Desember 2022 – yang pertama kalinya untuk karang Great Barrier Reef – para ilmuwan menggunakan jala krio untuk membekukan larva karang di Australian Institute of Marine Sciences (AIMS).
Mary Hagedorn adalah peneliti senior yang terlibat dalam uji coba tersebut.
“Jika kita bisa mengamankan, atau menyelamatkan, keanekaragaman hayati karang dan keanekaragaman genetiknya, maka kita akan memiliki alat di masa depan yang dapat benar-benar membantu memulihkan terumbu karang. Dan teknologi untuk pelestraian terumbu karang di masa depan ini bisa mengubah semuanya,” jelasnya.
Upaya pelestarian secara krio sebelumnya berfokus pada sperma karang selama periode pemijahan tahunan yang terbatas.
Akan tetapi, dengan teknologi baru ini, ahli biologi konservasi Jonathan Daly mengatakan, para ilmuwan akan bisa mengumpulkan dan menyimpan larva karang sepanjang tahun.
“Kriopreservasi yang telah kami lakukan selama beberapa tahun terakhir benar-benar berfokus pada sperma karang. Jadi, untuk membuat lebih banyak karang, kami masih perlu mendapatkan telur karang, dan itu berarti kami hanya dapat melakukannya selama masa pemijahan tahunan yang singkat itu. Akan tetapi, kemampuan untuk membekukan larva karang benar-benar mengubah segalanya, karena artinya kita jadi bisa mengakses larva karang sepanjang tahun. Teknologi baru yang kami miliki ini akan memungkinkan kami melakukannya dalam skala yang benar-benar dapat membantu mendukung beberapa intervensi akuakultur dan restorasi yang sedang dikembangkan.”
Uji coba terus dilakukan dengan varietas karang Great Barrier Reef yang lebih besar.
Your browser doesn’t support HTML5
Uji coba itu melibatkan ilmuwan dari AIMS, Kebun Binatang Nasional dan Institut Biologi Konservasi Smithsonian, yayasan Great Barrier Reef dan Taronga Conservation Society Australia sebagai bagian dari Program Restorasi dan Adaptasi Karang.
Teknologi jala sendiri dirancang oleh tim peneliti dari University of Minnesota (UMN).
“Ini fantastis, sungguh luar biasa. Teknologi yang mereka kembangkan di UMN, yang dibawa ke sini dan diterapkan di lapangan dengan karang, memiliki hasil dan penerapan di dunia nyata yang bisa menciptakan perubahan sungguh luar biasa,” ujarnya. [rd/lt]