Para kandidat pro pemerintahan China menyapu kemenangan dalam pemilihan legislatif "khusus patriot" di Hong Kong yang dianggap regresif oleh para pengkritik.
Partisipasi pemilih dalam pemilu tersebut hanya mencapai angka 30.2 persen, hampir separuh dari pemilihan legislatif sebelumnya pada 2016. Hasil perhitungan terakhir menunjukkan bahwa hampir semua kursi dimenangkan oleh kandidat pro-China dan pro-pemerintah.
BACA JUGA: Aktivis Prodemokrasi Hong Kong Jimmy Lai Dihukum 13 Bulan PenjaraSebagian dari kandidat pemilu tahun ini bersorak di panggung di pusat penghitungan suara dan berteriak "pasti menang."
Starry Lee, kepala Aliansi Demokratik bagi partai Perbaikan dan Kemajuan Hong Kong (DAB) yang pro terhadap pemerintahan Beijing, menepis kritikan bahwa partainya tak mendapat mandat publik. Ia menekankan bahwa perombakan sistem pemilihan bertujuan untuk memastikan agar para "patriot" yang memerintah kota, akan memperbaiki pemerintahan.
BACA JUGA: Menlu AS Anjurkan Kemitraan untuk Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka"Saya tidak yakin (minimnya pemilih) disebabkan oleh rakyat tidak setuju dengan sistem elektoral ini. Saya yakin perlu waktu bagi orang-orang untuk beradaptasi dengan sistem ini," katanya kepada para wartawan di pusat penghitungan suara.
Pemilu, yang hanya boleh diikuti oleh para kandidat yang dianggap "patriot" oleh pemerintah, telah dikritisi oleh banyak aktivis, pemerintah asing dan kelompok HAM. Mereka menyebut pemilu itu regresif. Partai-partai arus utama yang prodemokrasi dilarang berpartisipasi. [vm/pp]