Para Mantan Pejabat Tinggi Keamanan AS Kecam Trump

Laksamana Laut William Raven, Komandan Komando Operasi Khusus AS, memberikan kesaksian di Capitol Hill, Washington, 5 Maret 2013.

Sejumlah mantan pejabat tinggi keamanan Amerika Serikat telah mengeluarkan kecaman keras atas tindakan Presiden Donald Trump mencabut security clearance dari mantan direktur Dinas Intelijen Pusat Amerika CIA, John Brennan. Mereka menyebut tindakan itu sebagai “balas dendam politik.”

Trump mengatakan, menurut kantor berita Associated Press, bahwa ia “harus melakukan sesuatu” tentang penyelidikan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016 yang sedang dilakukan oleh Jaksa Khusus Robert Mueller.

Pengakuan Presiden Trump bahwa ia bertindak karena kesal atas penyelidikan campur tangan Rusia itu menggarisbawahi kesediaannya menggunakan “kekuasaan eksekutif” untuk melawan penyelidikan yang dianggapnya sebagai ancaman atas kepresidenannya.

Para pakar hukum mengatakan sengketa ini bisa menambah bahan bukti dalam pemeriksaan yang diadakan oleh Jaksa Khusus Mueller.

Mantan direktur CIA John Brennan menulis artikel di harian New York Times bahwa pencabutan security clearancenya adalah “tindakan putus asa untuk mengakhiri penyelidikan oleh Mueller.”

Kamis (16/8), mantan Laksamana William H. McRaven, yang mengawasi operasi untuk membunuh Osama bin Ladin, menyebut usaha Trump itu sebagai “taktik zaman McCarthy”, dimana banyak tokoh yang dianggap beroposisi dicap sebagai komunis.

Laksamana McRaven menulis dalam harian Washington Post bahwa ia akan “menganggap suatu kehormatan” apabila Trump juga mencabut security clearancenya.

Security clearance adalah surat keterangan keamanan tingkat tinggi yang memungkinkan seseorang mengakses informasi keamanan nasional atau masuk ke tempat-tempat tertentu di dalam gedung pemerintah.

“Dengan tindakan Anda, Anda telah mempermalukan kami di mata anak-anak kami, menghina kami di mata dunia dan yang paling buruk lagi adalah, memecah belah kami sebagai bangsa,” tulis McRaven.

Artikel itu kemudian diikuti Kamis malam oleh sebuah surat gabungan yang ditulis oleh 12 orang mantan pejabat senior intelijen nasional, yang menyebut tindakan Trump itu sebagai “tidak dipertimbangkan baik-baik dan belum pernah terjadi sebelumnya.”

Kata mereka, tindakan Trump mencabut security clearance Brennan itu “tidak ada hubungannya dengan siapa yang boleh atau tidak boleh punya security clearance, tapi hanya merupakan usaha untuk membungkam orang menggunakan haknya menyampaikan pendapat secara bebas.”

Para penandatangan surat gabungan itu termasuk enam orang mantan direktur CIA, lima orang mantan Wakil Direktur Badan Intelijen Pusat itu, dan mantan Direktur Badan Intelijen Nasional James Clapper. Nama Clapper dan mantan direktur CIA lainnya, Michael Hayden, terdapat dalam daftar orang-orang yang disebutkan Gedung Putih sedang dipertimbangkan akan dicabut security clearancenya. [ii]