Para Pemimpin Barat Kecam Rusia yang Boikot Perjanjian Gandum PBB

Kapal pembawa pasokan gandum asal Ukraina terlihat berlayar di Laut Hitam dekat pelabuhan Ukraina di Odesa, pada 30 Oktober 2022. (Foto: Reuters/Serhii Smolientsev)

Uni Eropa menyerukan Rusia untuk membatalkan keputusannya yang mundur dari inisiatif gandum pimpinan PBB yang dibuat untuk mengizinkan pasokan gandum asal Ukraian dapat meninggalkan pelabuhan Laut Hitam di Ukraina.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mencuit pada Minggu (30/10): "Keputusan Rusia untuk menangguhkan partisipasi dalam perjanjian Laut Hitam membahayakan rute ekspor gandum dan pupuk yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis pangan global yang disebabkan oleh perang (Rusia) melawan Ukraina. Uni Eropa mendesak Rusia untuk membatalkan keputusan itu."

"Rusia harus kembali ke perjanjian untuk membuka koridor maritim untuk mengantarkan pangan ke seluruh dunia. Uni Eropa akan memainkan peranan untuk melawan krisis pangan global," cuit Borrell.

Komite Penyelamatan Internasional (IRC) memperingatkan konsekuensi serius dari langkah Rusia yang menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian gandum yang ditengahi PBB. Berhubung perang di Ukraina mengubah pola produksi dan pasokan pangan global, inflasi di negara-negara miskin naik menjadi hampir 90 persen. Sekitar 345 juta orang akan mengalami kelangkaan pangan akut tahun ini, kata organisasi itu.

Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan dugaan serangan drone Ukraina terhadap armada kapal Rusia di Laut Hitam yang berlabuh di pantai Krimea yang diduduki. Moskow mengatakan serangan itu mendorongnya untuk keluar dari perjanjian itu. Rusia mengatakan serangan itu terjadi pada Sabtu (29/10) pagi, namun Ukraina membantah melakukan serangan itu. [vm/es]