Para pemimpin dunia bereaksi atas meninggalnya Henry Kissinger, mantan menteri luar negeri AS yang memengaruhi geopolitik di bawah kepemimpinan dua presiden.
Kissinger meninggal dunia pada Rabu (29/11) dalam usia 100 tahun.
Di Jepang, PM Fumio Kishida berbicara tentang peran Kissinger di Asia, yang mengatakan ia bertanggung jawab atas “kontribusi signifikan” bagi perdamaian dan stabilitas, dalam postingan di X, yang dulu dikenal sebagai Twitter. Kishida menyebut peran Kissinger dalam normalisasi hubungan AS dan China.
Kishida menambahkan, “Saya ingin menyampaikan rasa hormat paling tulus saya atas pencapaian besar yang ia capai. Saya juga ingin menyampaikan bela sungkawa saya.”
BACA JUGA: Mantan Menlu AS Henry Kissinger Tutup Usia“Sangat terkejut dan sedih mengetahui meninggalnya Dr. Kissinger pada usia 100,” kata Xie Feng, duta besar China untuk AS dalam sebuah postingan di X. “Bela sungkawa terdalam saya untuk Nancy (istri Kissinger) dan keluarganya. Ini kehilangan yang sangat besar bagi kedua negara kita dan dunia. Sejarah akan mengingat bahwa ia telah berkontribusi pada hubungan China-AS, dan ia akan tetap hidup di hati rakyat China sebagai teman lama yang paling berharga.”
Kissinger melakukan dua kunjungan ke China sebelum mendampingi Presiden AS Richard Nixon dalam kunjungan perdananya ke Beijing pada tahun 1972 untuk bertemu dengan ketua Partai Komunis China, Mao Zedong. Dalam kunjungan tersebut, AS dan China meresmikan hubungan diplomatik setelah putus selama 23 tahun.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel menyebut Kissinger sebagai seorang “ahli strategi dengan perhatian pada rincian terkecil,” dalam posting lainnya di X. Ia menyatakan Kissinger sebagai “orang yang baik hati dengan pikiran cemerlang yang, selama 100 tahun, membentuk beberapa dari peristiwa paling penting dalam abad ini.”
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut Kissinger sebagai “negarawan bijaksana dan berpandangan jauh ke depan,” dalam telegramnya kepada janda Kissinger, Nancy, menurut Reuters.
“Amerika telah kehilangan salah satu suara yang paling dapat diandalkan dan istimewa” dalam urusan luar negeri, kata mantan presiden George W Bush, senada dengan yang disampaikan banyak pejabat tinggi pada masa kini maupun masa lalu.
“Saya telah lama mengagumi lelaki yang melarikan diri dari Nazi saat remaja, dari keluarga Yahudi, kemudian melawan mereka di Angkatan Darat AS,” kata Bush dalam sebuah pernyataan. “Ketika ia kemudian menjadi menteri luar ngeri, pengangkatannya sebagai mantan pengungsi menunjukkan kehebatannya maupun kehebatan Amerika.”
Mantan PM Inggris Tony Blair mengatakan ia “kagum” terhadap Kissinger.
“Tentu saja, seperti siapa pun yang pernah menghadapi masalah paling sulit dalam politik internasional, ia sesekali dikritik, bahkan dikecam,” kata Blair. “Namun saya percaya ia selalu termotivasi bukan karena ‘politik riil’ yang kasar, tetapi dari kecintaan yang tulus akan dunia bebas dan perlunya melindungi ini. Ia adalah penyelesai masalah, baik dalam kaitannya dengan Perang Dingin, Timur Tengah atau China dan kebangkitannya.”
Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan ketika ia bertemu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Tel Aviv bahwa Kissinger “meletakkan landasan perjanjian perdamaian, yang kemudian ditandatangani dengan Mesir, dan banyak proses lainnya di seluruh dunia yang saya kagumi.”
Blinken mengatakan Kissinger “benar-benar menetapkan standar bagi semua orang yang mengikuti pekerjaan ini” dan bahwa ia merasa “sangat terhormat mendapatkan nasihatnya beberapa kali, termasuk yang paling baru sekitar satu bulan silam.”
“Hanya sedikit orang yang mempelajari sejarah dengan lebih baik,” ujarnya. “Bahkan lebih sedikit lagi orang yang benar-benar membentuk sejarah daripada Henry Kissinger.”
Presiden Prancis Emmanuel Macron menulis di X bahwa “Henry Kissinger adalah raksasa sejarah. Gagasan dan diplomasinya selama seabad telah meninggalkan pengaruh abadi pada masanya dan pada masa kita sekarang.”
Kanselir Jerman Olaf Scholz merefleksikan dampak Kissinger terhadap hubungan antara AS dan Jerman, negara asalnya. Kissinger adalah orang Yahudi yang melarikan diri dari pemerintahan Nazi bersama dengan keluarganya semasa ia remaja.
“Komitmennya terhadap persahabatan trans-Atlantik antara AS dan Jerman signifikan, dan ia selalu dekat dengan tempat asalnya di Jerman,” tulis Kanselir Scholz di X. [uh/ab]