PM Inggris Boris Johnson, Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc dan Presiden Malawi Lazarus McCarthy Chakwera termasuk di antara pemimpin dunia yang dijadwalkan mendapat giliran berpidato di Majelis Umum PBB pada Rabu (22/9).
Beberapa hari sebelum berpidato, Johnson telah menyoroti perlunya mengambil tindakan untuk mengatasi perubahan iklim, dengan mengatakan kepulihan ekonomi global “harus berakar pada pertumbuhan yang ramah lingkungan.”
Negara-negara kaya telah diuntungkan dari pertumbuhan yang mengakibatkan polusi, dan sekarang “memiliki kewajiban untuk membantu negara-negara berkembang menumbuhkan ekonomi mereka dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Johnson dalam cuitan di Twitter pada Senin (20/9).
Pidato Johnson disampaikan sehari setelah ia bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih.
BACA JUGA: Presiden Argentina: IMF Beracun dan Tak Bertanggung JawabMemerangi perubahan iklim termasuk di antara topik pembahasan dalam pertemuan terpisah yang dilakukan Sekjen PBB Antonio Guterres pada hari Selasa dengan Presiden Guatemala Alejandro Giammattei dan presiden Honduras Juan Orlando Hernandez menjelang pidato mereka di Majelis Umum hari Rabu.
Pembicara lain pada Rabu (22/9) akan mencakup PM Spanyol Pedro Sanchez, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ghana Nana Akufo-Addo, Raja Salman dari Arab Saudi, Presiden Sierra Leone Julius Maada Bio dan PM Norwegia Erna Solberg.
Setelah pandemi virus corona membuat para kepala negara tidak dapat menghadiri sidang Majelis Umum tahun lalu, sekitar 100 orang kepala negara kini menghadiri sidang tahun ini di New York. Yang lainnya memilih tetap tinggal di negara mereka dan menyampaikan rekaman pidato mereka.
Mereka yang menyampaikan pidato yang telah direkam sebelumnya pada hari Rabu mencakup Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Raja Abdullah dari Yordania dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev. [uh/lt]