Para pemimpin regional Afrika Barat memberlakukan sanksi-sanksi baru terhadap Mali dengan menangguhkan sebagian besar bantuan dagang dan keuangan ke negara itu.
Para penguasa militer Mali telah mengatakan mereka akan tetap berkuasa selama empat tahun lagi, ketimbang mengadakan pemilu bulan depan seperti yang dijanjikan sebelumnya.
BACA JUGA: Pasukan Prancis Keluar, Pasukan Rusia Masuk ke Timbuktu, MaliSanksi-sanksi itu menandai konsekuensi terburuk bagi Mali sejauh ini dan mencakup penutupan perbatasan darat dan udara dengan negara-negara lain yang masuk dalam blok regional Masyarakat Ekonomi Afrika Barat (ECOWAS).
Pengumuman itu disampaikan dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan sehari penuh di ibu kota Ghana.
Junta yang dipimpin oleh Kolonel Assimi Goita pada mulanya telah setuju untuk mengadakan pemilu baru pada akhir Februari, 18 bulan setelah merebut kekuasaan. Tapi pemimpin militer itu kini mengatakan bahwa pilpres mendatang akan diadakan pada 2026, memberi Goita waktu empat tahun lagi bertahan di tampuk kekuasaan.
BACA JUGA: AS Kembalikan Lebih dari 900 Artefak Curian ke MaliDalam pernyataan, para pemimpin regional menyebut jangka waktu itu "sangat tidak dapat diterima" dan mengatakan "itu artinya pemerintah transisi militer yang tidak sah akan menyandera rakyat Mali dalam lima tahun ke depan." [vm/pp]