Para Pemimpin Siprus Didesak Ambil Peluang untuk Satukan Pulau Mereka

  • Lisa Schlein

Orang-orang melintasi jalan Ledra, sebuah titik perlintasan yang membentang dari utara ke selatan antara zona penyangga PBB di ibukota Siprus, Nicosia, yang terbagi dua, 28 Juni 2017 (foto: AP Photo/Petros Karadjias)

Pemimpin Siprus Yunani dan Siprus Turki didesak oleh Sekjen PBB untuk memanfaatkan apa yang disebutnya sebagai peluang bersejarah untuk menyatukan kembali pulau Siprus yang telah terpecah sejak tahun 1974.

Sekjen PBB mendesak pemimpin Siprus Yunani dan Siprus Turki memanfaatkan apa yang disebutnya sebagai peluang bersejarah untuk menyatukan kembali pulau Siprus yang telah terpecah sejak tahun 1974.

Sekjen PBB Antonio Guterres tidak hadir dalam pembukaan perundingan yang dimulai kembali mengenai Siprus. Tetapi ia mengirim utusan pribadi, Wakil Sekretaris Urusan Politik Jeffrey Feltman, untuk menyampaikan pesan kepada kedua pemimpin Siprus dan para pemegang wewenang penjamin persetujuan bahwa mereka harus memanfaatkan peluang emas ini.

“Ini adalah peluang bersejarah untuk menyelesaikan masalah yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Apa yang kami dengar pagi ini memberikan harapan dan keyakinan bahwa para pemimpin dan ketiga penjamin datang ke konferensi ini dengan tekad untuk mengatasi tantangan dan menyelesaikan masalah,” ujar Jeffrey Feltman

Penasihat Khusus PBB Urusan Siprus Espen Barth Eide menyebut pertemuan pertama itu memberikan harapan. Ia mengatakan para peserta menyatakan bahwa mereka datang ke tempat peristirahatan pegunungan Crans-Montana di Swiss ini untuk berusaha menyelesaikan masalah yang telah merundung mereka selama puluhan tahun.

Ia mengatakan masalah jaminan keamanan masih merupakan masalah yang paling sulit untuk diatasi. Namun ia menambahkan, masalah-masalah lain menyangkut wilayah, hak properti, tata kelola, dan perbagian wewenang juga perlu diselesaikan. Menurutnya, PBB akan berusaha sekuat tenaga untuk memfasilitasi proses perundingan sulit ini.

“Namun pada akhirnya tentu saja adalah tanggung jawab para peserta perundingan untuk menyelesaikannya dengan berpikir kreatif, mencoba gagasan-gagasan baru, sehingga akhirnya kita dapat turun dari gunung yang indah ini membawa sebuah rencana,” ujar Espen Barth Eide.

Eide mengatakan konferensi akan diperpanjang melewati tanggal terakhir 7 Juli yang dijadwalkan. [ds]