Para pemimpin Uni Eropa, Kamis (1/2) dengan suara bulat menyepakati paket bantuan $50 miliar untuk Ukraina, mengatasi tentangan sebelumnya dari Hungaria.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel merayakan tercapainya kesepakatan itu, dengan mengatakan Uni Eropa mengambil peran kepemimpinan dan tanggung jawab dalam dukungannya bagi Ukraina dan tahu “apa yang dipertaruhkan.”
“Ini menjamin pendanaan yang stabil, berjangka panjang dan dapat diprediksi untuk Ukraina,” kata Michel di X, dulu dikenal sebagai Twitter.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyambut baik keputusan dengan suara bulat itu dan mengatakan ini “membuktikan kuatnya persatuan Uni Eropa.”
“Berlanjutnya dukungan finansial Uni Eropa untuk Ukraina akan memperkuat stabilitas ekonomi dan keuangan jangka panjang, yang tidak kalah pentingnya dengan bantuan militer dan tekanan sanksi terhadap Rusia,” kata Zelenskyy di X.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan persetujuan pada hari Kamis itu berlawanan dengan “pembicaraan apa pun mengenai dugaan ‘kelelahan’ atau ‘surutnya’ dukungan” bagi Ukraina.
“Ini juga merupakan indikasi jelas bahwa harapan [Presiden Rusia Vladimir] Putin untuk mengalahkan tekad Ukraina dan dunia adalah sia-sia,” kata Kuleba.
Pada pertemuan puncak terakhir Dewan itu, Desember lalu, Hungaria memveto paket bantuan $54 miliar dolar selama empat tahun untuk Ukraina, dengan alasan dana itu tidak boleh berasal dari anggaran blok tersebut, karena Ukraina bukan negara anggota. Seluruh 26 negara anggota memutuskan mendukung paket bantuan tersebut.
Bantuan finansial Uni Eropa sangat penting untuk Kyiv, kata Luigi Scazzieri dari Centre for European Reform. “Ini pada dasarnya adalah dukungan anggaran yang diperlukan Ukraina untuk tetap bertahan dalam perang dan untuk tetap mampu membayar utang. Tetapi ini tidak dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan militernya. Ada garis anggaran yang terpisah untuk itu, ini juga ditentang Hungaria dan hal itu akan dibahas juga. Dan ada 5 miliar euro dana tambahan yang dimiliki Uni Eropa untuk memasok senjata untuk Ukraina,” katanya kepada VOA.
PM Hungaria Viktor Orban telah lama menjadi ‘duri’ dalam hal persatuan Uni Eropa mengenai Rusia dan ia memiliki hubungan baik dengan Putin.
“Hungaria telah menolak untuk bergabung memberi sanksi [terhadap Rusia] pada awalnya. Hungaria menolak mengirim senjata untuk Ukraina. Hungaria menolak memberi Ukraina status kandidat anggota Uni Eropa hingga mendapat imbalan yang diinginkannya,” kata Liana Fix, peneliti Eropa di Council on Foreign Relations di Washington.
Imbalan itu mencakup pencairan $11 miliar dana Uni Eropa untuk Hungaria pada bulan Desember yang sebelumnya dibekukan karena kekhawatiran mengenai kemunduran demokrasi di negara itu. Uni Eropa masih menahan $24 miliar lainnya, dan Orban kemungkinan besar akan menuntut sebagian besar dari dana itu dicairkan, kata Fix. [uh/ab]