Para Sandera yang Dibebaskan Hamas Serukan Israel untuk Segera Capai Kesepakatan 

  • Associated Press

Einav Zangauker (tengah), ibu dari sandera Israel yang ditawan Hamas Matan Zangauker, berpartisipasi dalam aksi protes di Tel Aviv, pada 7 Desember 2024. (Foto: AP/Mahmoud Illean)

Para sandera yang dibebaskan dari tahanan Hamas di Gaza tahun lalu menggelar konferensi pers di Tel Aviv pada Selasa (17/12) untuk menyerukan kepada pemerintah Israel agar mengamankan kesepakatan menyeluruh yang mencakup pembebasan semua sandera yang masih ditahan di Gaza sesegera mungkin.

“Tolong selamatkan mereka, jangan tinggalkan seorang pun – kita tidak meninggalkan warga kita yang terluka di medan perang,” kata Lena Troufanov, yang putrinya, Sasha, disandera.

Setelah berbulan-bulan mengalami kebuntuan, Israel dan Hamas tampaknya semakin dekat menuju tercapainya gencatan senjata untuk mengakhiri perang selama 14 bulan terakhir.

Para pejabat tinggi dari AS, Qatar dan Mesir telah melanjutkan upaya mediasi dalam beberapa minggu terakhir, dan melaporkan adanya keinginan yang lebih besar dari kedua pihak yang bertikai untuk mencapai kesepakatan.

Dalam sebuah pernyataan penting, para pejabat Hamas mengatakan bahwa mereka siap untuk menunjukkan lebih banyak “kelonggaran” soal waktu penarikan pasukan Israel dari Gaza. Sementara menteri pertahanan Israel, Israel Katz, pada Senin (16/12) mengatakan bahwa kesepakatan sudah semakin dekat dari sebelumnya.

BACA JUGA: Warga Palestina yang Tewas di Gaza Tembus 45.000 Orang

Para pejabat dari semua pihak telah memperingatkan bahwa rincian penting masih harus dibahas. Akan tetapi, kali ini terdapat optimisme yang selama berbulan-bulan sebelumnya tidak dirasakan.

Menurut sejumlah pejabat Mesir dan Hamas, kesepakatan itu akan berlangsung secara bertahap dan mencakup penghentian pertempuran, pertukaran sandera Israel yang masih ditawan dengan tahanan Palestina, dan peningkatan bantuan secara signifikan ke wilayah Jalur Gaza yang kini dikepung. Israel mengatakan bahwa Hamas masih menawan 100 sandera, di mana lebih dari sepertiganya diyakini telah tewas.

Perang Israel-Hamas dimulai ketika para militan yang dipimpin Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, yang sebagian besarnya warga sipil, dan menculik 250 orang lainnya. Israel membalasnya dengan melancarkan serangan besar-besaran dan serangan darat ke wilayah kantong Palestina tersebut. Sekitar 100 orang sandera masih ditawan di Gaza, di mana sepertiga di antaranya diyakini telah tewas. Sebagian besar lainnya telah dibebaskan dalam gencatan senjata tahun lalu.

Lebih dari 45.000 warga Palestina tewas dalam perang di Gaza, menurut pejabat kementerian kesehatan Hamas, Senin (16/12). Kementerian tidak membedakan korban sipil dan petempur, tapi menyatakan bahwa lebih dari separuh korban adalah perempuan dan anak-anak. Sementara militer Israel mengklaim telah membunuh lebih dari 17.000 militan tanpa memberikan bukti. [rd/ab]