Santiago Pena mengatakan, Paraguay dan Taiwan “bukan sekadar sekutu, tapi juga saudara,” ketika ia dilantik sebagai presiden negara Amerika Selatan itu pada Selasa (15/8).
Pena mengambil sumpah presiden di luar istana pemerintah di Ibu Kota Asuncion dalam upacara yang dihadiri oleh beberapa pemimpin daerah dan Wakil Presiden Taiwan William Lai.
Paraguay adalah satu-satunya negara Amerika Selatan, dan satu dari 12 negara di seluruh dunia yang jumlahnya semakin menyusut, yang menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan. Taiwan kehilangan sekutu pentingnya di Amerika Selatan awal tahun ini, ketika Honduras memutus hubungan diplomatiknya.
Ketika Pena, 44, mengunjungi Taiwan pada Juli lalu, ia memberi tahu Presiden Tsai Ing-wen bahwa negaranya akan “mendukung rakyat Taiwan” selama masa pemerintahannya lima tahun ke depan.
Your browser doesn’t support HTML5
Pena, seorang ekonom, menang telak dalam pemilihan umum awal tahun ini, mempertahankan kekuasaan Partai Colorado untuk lima tahun ke depan.
Taiwan sendiri menjadi isu yang pelik selama kampanye pilpres Paraguay, karena pesaing utama Pena mengatakan bahwa persekutuan kedua negara menjadi terlalu merugikan karena menghalangi negara kecil itu untuk mengejar peluang bisnis dengan China.
Dalam pidato pelantikannya, Pena, seorang konservatif yang dekat dengan kalangan pengusaha, memuji mantan Presiden Horacio Cartes (2013-2018), ketua Partai Colorado yang dituduh Washington terlibat dalam “korupsi besar-besaran.” Pemerintah AS menuduhnya menyuap pejabat pemerintah dan anggota parlemen, serta memiliki kaitan dengan orang-orang yang mengumpulkan dana bagi kelompok Hizbullah, yang dianggap Washington sebagai organisasi teroris.
Raja Spanyol Felipe VI menghadiri upacara pelantikan tersebut, demikian juga sejumlah presiden di kawasan, termasuk Luis Inacio Lula da Silva dari Brazil, Alberto Fernandez dari Argentina dan Gabriel Boric dan Chile. [rd/jm]